Minggu, 28 Agustus 2016

GOR Pajajaran Bogor : Riwayatmu Kini



 
Batu Peresmian GOR Pajajaran (Sumber : foto pribadi)
Dua anak perempuan itu berlari dengan gembira, saling susul menyusul. Tak ada raut wajah kecewa, walau sepatu mulus mereka lengket oleh tanah lumpur bekas hujan semalam.
 
GOR Pajajaran Bogor, 14/08/2016. (Sumber : foto pribadi, didokumentasikan saat Car Free Day)
                Seperti biasa, Hari Minggu pagi merupakan jadwal sebagian besar warga untuk berolahraga. Hal ini didukung oleh program Car Free Day (CFD) di Kawasan Jendral Soedirman, Bogor, dari pukul 06.00-09.00 WIB. Namun, nyatanya, banyak juga orang-orang yang beralih ke lapangan agar dapat berolahraga nyaman tanpa pedagang. Salah satu lapangan yang banyak digunakan oleh warga Bogor untuk berolahraga adalah Gelanggang Olah Raga (GOR) Pajajaran. Warga Bogor yang mengenyam pendidikannya di Kota Bogor pasti pernah mencicipi olahraga di GOR Pajajaran ini. Tak terkecuali saya. Di benak saya, masih terekam jelas suasana saat saya berolahraga di GOR Pajajaran 10-15 tahun silam. Saat itu, GOR Pajajaran tak hanya digunakan untuk kegiatan pendidikan olahraga sebagai mata pelajaran di sekolah, namun juga sebagai tempat para atlet berlatih olahraga. Cabang olahraga sepakbola, basket, karate, renang, dan atletik menghidupkan semangat GOR Pajajaran agar tetap berguna. Kiprahnya dapat terdengar hingga saat ini. GOR Pajajaran pun akan digunakan sebagai rute awal Kirab Api Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX September mendatang.
                Kenangan indah akan kenyamanan berolahraga di GOR Pajajaran satu dekade lalu membawa saya kembali menjadi pelanggan setia GOR Pajajaran. Karena olahraga murah meriah yang tak membutuhkan banyak properti adalah lari, maka saya pun bergegas pada Minggu pagi untuk mencoba lari dengan aplikasi NikeRun+ sebagai pelatih virtual saya. Saat sampai di depan gerbang GOR Pajajaran, saya terkejut dan hampir tak mengenali. Bau tak sedap dan sampah plastik berceceran di depan pintu masuk. Belum lagi coretan vandalisme mencederai tiap sudut dinding. Pelapis dinding pun sudah banyak yang berjamur dan terkelupas. Oh, inikah GOR Pajajaran yang saya gunakan satu dekade lalu untuk berolahraga? Saya pun masuk lebih dalam. Tampak kamar mandi dan ruang ganti yang sangat tak terawat. Lantai dan kondisi toilet kotor, berbau sangat tak sedap, pintu rusak, banyak sarang laba-laba, dan lumayan gelap. Oh! Saya sangat tak mengenali. 
Kamar Mandi dan Kamar Ganti di GOR Pajajaran (Sumber : foto pribadi)
                Dua pilihan yang dapat saya ambil saat itu, pergi ke kantor administrasi GOR Pajajaran yang terletak persis di depan atau pura-pura tak peduli dan melanjutkan kegiatan olahraga lari. Karena Hari Minggu dan kantor ternyata tak beroperasi, maka saya memillih opsi kedua. Saya pun bergegas menuju ke salah satu bangku kecil yang terletak di pinggir lapangan untuk menaruh tas dan botol minuman. Hal ini yang menjadi kelebihan GOR dibandingkan lapangan lainnya untuk berolahraga, yaitu adanya bangku kecil sebagai tempat istirahat sementara dan/atau menaruh barang saat empunya berolahraga. Karena tidak terlalu banyak orang yang berolahraga, sehingga saya kira barang saya aman-aman saja. Walau, perlu waspada juga dengan tidak menaruh barang berharga di dalamnya. Kondisi bangku tersebut sepertinya masih sama dengan satu dekade lalu. Namun, atap kecil yang menaunginya sudah agak renyot dan mungkin bisa saja roboh sewaktu-waktu bila ada angin kencang menerpa.
                Saya bergegas melakukan pemanasan dengan stretching sebelum berlari. Kebetulan, saat itu ada beberapa orang dewasa dan remaja, memakai kaus bertuliskan kejuaraan salah satu olahraga, yang juga melakukan pemanasan. Saya rasa mereka adalah atlet. Maka, saya pun mengikuti ritme mereka. Lumayan, membuat badan adaptasi dengan hentakan saat berlari. Mulailah saya berlari dengan target 5K sebagai pemula.
                Banyak hal unik yang saya temui saat berlari. Dari mulai tanah berlumpur yang demikian lengket menempel pada sepatu saya dan membuat tak nyaman saat berlari. Lalu, rumput-rumput liar yang tumbuh di hampir sepanjang track lari dan adanya batu-batu ukuran sedang yang menghalangi, membuat beberapa kali saya hampir tersandung. Kubangan air yang menghiasi sepanjang sisi timur track. Hal ini yang membuat saya bertanya, ini sawah atau track lari, sih? Apakah ini akibat hujan deras yang mengguyur Bogor semalam? Selain itu, bentuk-bentuk vandalisme pun banyak ditemukan di sepanjang putaran lapangan, seperti tribun yang kotor dan penuh sampah serta coretan di tiap dinding dan pintu. Sungguh menyedihkan kondisi GOR Pajajaran. Sepanjang saya berlari, terbersit pertanyaan besar, siapakah yang bertanggung jawab terhadap perawatan dan pemeliharaan GOR Pajajaran? Apakah Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Bogor sebagai representasi Pemerintah Kota Bogor? Mengapa kalah jauh dengan GOR milik Kabupaten Bogor? Dan pertanyaan-pertanyaan turunan lainnya yang membuat geregetan. 
Rumput liar di sekitar track lari yang hampir membuat saya tersandung. (Sumber : foto pribadi)

Track lari berlumpur :( (Sumber : foto pribadi)
                 Menilik kondisi GOR Pajajaran yang saya pikir tidak layak, sebagai warga Bogor yang rutin menggunakan GOR sebagai tempat olahraga, jelas merasa dirugikan. Saya pun bingung mengenai media mana yang dapat menaungi aspirasi ini. Saya sudah mencoba media twitter yaitu @KanporaBogor serta alamat daring : kanpora.kotabogor.go.id namun tidak ada tanggapan. Malah, apabila kita buka daringnya dan melihat bagian visi misi-nya, saya merasa ganjil. Visinya adalah terwujudnya kepemudaan dan keolahragaan Kota Bogor yang berdaya saing. Misinya yaitu 1). Mengembangkan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada jasa perdagangan ; 2). Mewujudkan kota yang bersih dengan sarana dan prasarana, transportasi yang berkualitas ; 3). Meningkatkan kualitas SDM dengan pemekaran pada pemutusan Wajib Belajar 12 tahun serta peningkatan kesekatan dan keterampilan masyarakat ; 4). Peningkatan pelayanan publlik dan partisipasi masyarakat. Sedangkan ada beberapa tujuan juga yang disasar seperti : 1). Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat yang unggul ; 2). Meningkatkan kualitas pemuda melalui IPTEK dan ImTaq ; 3). Memfasilitasi sarana dan prasarana olahraga ; 4). Meningkatkan kontribusi terhadap PAD Kota Bogor. Setelah saya baca, malah timbul pertanyaan, mengapa misinya tidak fokus ke bidang keolahragaan sedangkan visinya jelas-jelas tentang pemuda dan olahraga? Lalu, apakah berarti tujuan nomor 3 belum terwujud dengan baik mengingat GOR Pajajaran yang demikian tak terawat?
                Tak adil rasanya apabila komplain tanpa memberi rekomendasi solusi. Dari kacamata saya sebagai warga Bogor, mungkin Kantor Pemuda dan Olahraga (Kanpora) Kota Bogor dapat mencoba mengomunikasikan dan mensosialisasikan program kerja terkait pemuda dan olahraga kepada masyarakat. Dalam hal ini, Kanpora dapat mencontoh pola komunikasi Pemerintah Kota Bogor yang melibatkan komunitas kepemudaan dan masyarakat Bogor untuk bahu membahu memperbaiki kekurangan dan mengoptimalkan potensi yang ada dengan tujuan untuk menciptakan kemajuan ke depannya. Contoh konkritnya semisal revitalisasi GOR Pajajaran sehingga para atlet hingga masyarakarat umum dapat nyaman dan aman dalam berolahraga. Saya kira, revitalisasi GOR pun dapat menjawab tujuan sebagian besar tujuan Kanpora Kota Bogor. Apabila semisal dananya kurang, Kanpora dapat mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat untuk ikut iuran, asal transparan. Dengan kolaborasi antara Kanpora sebagai perwakilan pemerintah dan masyarakat sebagai warga Bogor, masalah pun dapat diubah menjadi  kekuatan untuk bersama bergerak ke arah kemajuan kepemudaan dan olahraga Kota Bogor.
                Mungkin, dua anak perempuan di atas akan lebih bahagia saat berlari bersama, karena sepatunya tak lagi lengket akibat menginjak tanah lumpur. Walau senyum tidak menyelesaikan masalah, namun setidaknya dapat menghasilkan rekomendasi solusi dibandingkan mengeluh dalam diam.

Dokumentasi lainnya : 
Perbuatan alay* manakah ini? Tampak depan dari bangunan GOR Pajajaran. (Sumber : foto pribadi)
Vandalisme di sekitar lingkungan GOR Pajajaran. (Sumber : foto pribadi)
 Catatan : *alay : anak layangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?