Kamis, 28 April 2016

#Backpacking Edition : #0 - Being a Newbie Backpacker

Once a year, go some places you’ve never been before – Dalai Lama
Berawal dari sebuah surat elektronik dari sebuah maskapai penerbangan low-cost yang menginformasikan tentang penawaran diskon untuk berbagai destinasi dalam dan luar negeri, ketika itulah imajinasi tentang liburan ala backpacker ke luar negeri muncul. Saya pun iseng membuka jadwal penerbangan dan melihat harga yang ditawarkan. Wow! Menarik! Saya pun melihat harga paling murah. Ternyata, Singapore menawarkan diskon tertinggi, walau masih berada dalam kisaran ratusan ribu rupiah. Tapi, daripada kesempatan ini disia-siakan, maka saya pun memilih tanggal dan melanjutkan pembayaran. Kemudian, saya berpikir sepertinya menarik nih kalau naik bis dari Singapore ke Malaysia. Saya cek harga untuk tiket kepulangan melalui Kuala Lumpur, jatuhnya memang lebih mahal sih. Tapi yasudahlah diambil saja, daripada besok harga naik. Hihi. Tak lupa juga saya mengajak serta teman seperjuangan di kantor. Tak dinyana, dia mau menemani perjalanan ini. Lalu, voila! Babak baru perjalanan pun akan segera dimulai.
                Satu bulan sebelumnya, saya sengaja membuat perencanaan atau lebih dikenal dengan nama itinerary untuk satu minggu ke depan lengkap dengan estimasi budget yang mungkin dihabiskan. Rencananya, dari tanggal 12-18 April 2016, kami akan mengunjungi 2 negara, yaitu Singapore (3 hari) serta Malaka dan Malaysia (3 hari). Koq sayang banget sih, seminggu cuma buat 2 negara doank? Itu pertanyaan yang sempat ditanyakan oleh beberapa orang kepada saya. Sebenarnya, bisa saja sih, dalam seminggu mengunjungi tiga bahkan empat negara sekaligus. Tapi, karena saya berpikir tujuan saya pergi adalah untuk liburan dan liburan itu untuk dinikmati dengan santai, bukan penuh dengan target dan dikejar waktu yang sempit, maka saya memutuskan pergi ke dua negara saja. Setelah itinerary selesai dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menukarkan mata uang Dollar Singapore dan Ringgit Malaysia. Kebetulan, ketika itu, saya mendapatkan harga yang lumayan bersahabat, yaitu nilai tukar Rupiah ke Dollar Singapore (SGD) adalah Rp. 9.717 dan Rupiah ke Ringgit Malaysia (MYR) adalah Rp. 3.450. Saya pun menukarkan SGD 230 dan MYR 430 untuk keperluan transportasi, makan, jajan, dan membeli tiket wisata selain Universal Studio Singapore.
                Hal lain yang sudah saya booking jauh-jauh hari selain tiket pesawat keberangkatan (Pergi - Air Asia : Rp. 259.000 dan Pulang – Lion Air : Rp. 719.000) adalah hostel dan tiket wisata ke Universal Studio Singapore (saya pesan di Travelicious dengan harga Rp. 620.000. Harga tiket on the spot $74, jadi saya bisa save kira-kira Rp. 110.000). Saya menggunakan aplikasi Traveloka untuk booking hostel selama di Singapore, Malaka, dan Malaysia. Sebelum saya memesan, saya melihat ulasan beberapa orang terkait hostel yang diinapi. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk menginap di Shophouse the Social Hostel, Singapore (harga/kamar/orang : Rp. 151.242); Voyage Cottage Lodge, Malaka (harga/kamar/orang : Rp. 121.614) ; dan Birdnest Collective Cafe & Guesthouse, Kuala Lumpur, Malaysia (harga/kamar/orang : Rp.111.080). Sebenarnya, ada hostel yang lebih murah daripada yang saya pesan, namun karena ulasan dari sebagian besar backpacker tidak puas, maka saya memilih yang agak lebih mahal tiga sampai lima puluh ribu rupiah agar nyaman untuk beristirahat. Untuk ulasan hostel, akan saya bahas berikutnya.
                Bicara soal itinerary, saya sadar bahwa saya membuat itinerary dengan cukup ambisius yaitu dengan merencanakan berbagai destinasi wisata yang akan saya kunjungi dalam satu hingga dua hari. Asumsinya adalah setiap destinasi dapat dilalui dengan mudah menggunakan MRT/LRT dan tidak kesasar terlalu jauh. Bila ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya kesasar atau menemukan destinasi lain di luar rencana, maka prinsipnya let it flow saja. Toh, ini kan liburan, bukan site visit yang ada targetnya, hehe. Rencananya, di Singapore saya ingin mengunjungi : 1). Kawasan Kampong Glam/Bugis 2). Kawasan Little India 3). Kawasan Chinatown 4). Universal Studio Singapore 5). Landmark Singapore : Merlion, Marina Bay Sands, Wonderful Lights, dll 6). Berbagai Museum di Singapore 7). Wisata belanja ; di Malaka : 1). Kawasan Merah dengan berbagai museum 2). Kesultanan Malaka 3). Malaka River Cruise 4). Wisata belanja ;  di Kuala Lumpur : 1). Batu Caves 2). Dataran Merdeka 3). Masjid Negara dan Jamek 4). Landmark KL : KLCC 5). Berbagai museum di KL 6). Pasar Seni 7). Petaling Street. Setelah dialami, ternyata banyak hal tak terduga terjadi. Salah satunya, saya dan teman saya kesasar. Apalagi saya hanya mengandalkan peta saja, tanpa google map atau sejenis online map. Maksud hati ingin berhemat dan ingin merasakan sensasi getting lost as traveller, ternyata malah buang-buang waktu lumayan banyak. Hiks. Namun, kabar baiknya, walau kesasar, sebagian besar rencana terimplementasi dengan baik. Yeay! *apresiasi diri*
                Nah, untuk kalian yang iseng-iseng browsing untuk merencanakan backpacking pertama, hal-hal yang perlu diperhatikan versi saya adalah : 

a). Ketahui Tujuan Liburan dan Destinasi-mu!
                Sebelum mengimplementasikan ide liburan, ada baiknya, kita bertanya pada diri sendiri, apa sih tujuan kita pergi ke suatu tempat? Apakah ingin liburan? Apakah bekerja yang diawali/diakhiri dengan liburan? Apakah ada tujuan lainnya? Hal ini penting karena dapat mempengaruhi perencanaan liburan kita dan tentu saja budget yang saya asumsikan terbatas. Setelah paham tujuannya, maka langkah berikutnya adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui daring. Situs yang bisa dikunjungi? Banyak, tergantung tujuan tempatnya. Misalnya saja Tripadvisor, Blog Traveloka, situs negara tertentu seperti yoursingapore.com, atau blog-blog orang-orang yang sudah pernah ke negara tersebut. Hal yang perlu dicatat adalah tentang transportasi dari dan ke negara tersebut termasuk harga tiket dan waktu yang tidak banyak dikunjungi wisatawan, informasi tentang visa dan turis, penginapan murah (bisa menginap di hotel, hostel, atau couchsurfing), mata uang dan kurs-nya, tempat kuliner dan harganya (karena saya muslim, maka saya cari yang halal), transportasi di dalam negara tersebut, peta wilayah dan jalur transportasi, tempat wisata gratis dan berbayar, kondisi sosiologis, geografis, dan cuaca di negara tersebut, serta informasi lain yang sekiranya dibutuhkan (nomor telepon darurat dan alamatnya).

b). Bagaimana Cara Menyusun Rencana Perjalanan (Itinerary)?
                Setelah mengetahui tujuan dan tempat wisata yang ingin dikunjungi, maka langkah kedua adalah menyusun rencana perjalanan. Bagi saya, rencana perjalanan ini, sifatnya mutlak diperlukan karena dapat menjadi panduan bagi saya sebagai backpacker pemula untuk jalan-jalan. Apabila ada hal-hal yang tidak terduga terjadi, seperti kesasar atau menjadi korban kejahatan oknum tak bertanggung jawab (mudah-mudahan tidak terjadi ya!), hadapi dengan fleksibel sesuai kondisi. Sekali lagi, kita kan mau liburan, maka nikmati saja, jangan dijadikan beban. Hehe. Anyway, untuk menyusun rencana perjalanan, yang dibutuhkan adalah destinasi yang ingin dituju, waktu pelaksanaan, alternatif lain, nomor telepon darurat, dan estimasi budget yang dikeluarkan. Buatlah dengan gaya kita sendiri, sesederhana mungkin sehingga kita mengerti saat membacanya. Saya membuat rencana perjalanan satu bulan sebelum waktu pelaksanaan, agar dapat dikoreksi oleh teman seperjalanan saya juga. Sebagai panduan, sila cek rencana perjalanan saya selama seminggu di sini.

c). Bagaimana Mencari Tiket. Hostel, dan Menukar Mata Uang?
                Walau namanya, backpacking low-budget, pastinya kita tetap butuh pengeluaran bukan? Maka dari itu, agar uang yang kita keluarkan untuk biaya tiket dan penginapan tidak membengkak, maka kita perlu rajin mencari tiket promo dari berbagai maskapai low-cost seperti Air Asia, Lion Air, atau Citilink. Selain online, kita pun bisa mencari tiket promo dari berbagai acara travel fair yang diselenggarakan beberapa kali dalam satu tahun. Walau, seringkali saya menemukan harga yang lebih mahal saat membeli di travel fair daripada mencari langsung secara online. Berdasarkan pengalaman kemarin, saya menggunakan maskapai Air Asia untuk berangkat dan Lion Air saat pulang. Lebih hemat lagi kalau kita menunggu saat-saat dimana Air Asia mengeluarkan promo SALE di waktu-waktu tertentu. Walau, kita harus berjuang mati-matian (ini bener loh J) untuk tidak tidur demi mendapatkan harga tiket Jakarta-Singapore di bawah seratus ribu rupiah. Sayangnya, saya belum beruntung dapat promo tersebut. Huhu. Kalau hostel, saya memercayakan pemesanan melalui aplikasi Traveloka. Hal ini berdasarkan pengalaman saya saat mencari tempat penginapan di Singapore, yaitu harga yang ditawarkan Traveloka lebih rendah dibandingkan dengan Hostel World, Booking.com, Agoda.com, Trivago. Pun dengan penukaran mata uang. Kita harus rajin memantau pergerakan kurs mata uang Rupiah ke mata uang yang dituju. Hal ini karena jumlah yang kita tukarkan bisa jadi mencapai angka jutaan (tergantung jumlah hari dan pengeluaran yang diinginkan) sehingga selisihnya bisa lumayan besar kalau kita tidak memantau pergerakan kurs.

d). Bagaimana Cara Menyusun Barang Dalam Ransel/Backpack?
                Setelah semua pertiketan dan per-booking-an sudah aman, maka hal yang perlu dilakukan adalah memutuskan mau pakai koper atau ransel? Kalau memang lokasi liburannya berpindah-pindah, maka pilihlah ransel dibandingkan koper, tapi kalau hanya di satu lokasi saja, ya boleh pakai ransel atau koper tergantung kenyamanan masing-masing. Mau koper atau ransel, dua-duanya perlu seni menyusun barang yang baik sehingga ruang didalamnya bisa digunakan dengan bijak. Kita bisa memulainya dengan beberapa opsi : opsi pertama, kita menyusun barang-barang dari mulai yang jarang digunakan atau digunakan di waktu-waktu terakhir liburan hingga yang sering digunakan atau digunakan di waktu-waktu awal. Opsi kedua, kita menyusun dari mulai yang paling berat hingga yang paling ringan dengan posisi horizontal (dari bawah ke atas – asumsi ranselnya memiliki bukaan di atas. Untuk ransel yang memiliki bukaan di samping, bisa disesuaikan dari kiri ke kanan atau sebaliknya). Untuk pakaian, saya biasanya menggulungnya hingga kecil atau menggunakan plastic-sealed. Beberapa opsi menggulung pakaian, bisa dilihat di video youtube yang banyak tersebar. Intinya sih, kurangi volume barang yang akan dibawa untuk memaksimalkan ruang yang digunakan sehingga kita tidak perlu membawa koper/ransel kosong untuk oleh-oleh.

d). Bagaimana Cara Beradaptasi di Negara Orang?
                Hal lain yang perlu kita antisipasi adalah terkait kultur dan peraturan di negara atau lokasi liburan kita. Dari mulai di bandara, kita harus tahu barang-barang apa saja yang tidak boleh dibawa dan akan disita oleh petugas bandara. Biasanya yang luput perhatian sih barang-barang bersifat cairan (sekental atau sepadat apapun jenis cairan tersebut akan tetap disita!) Kan sayang kalau kita sudah berimajinasi mengonsumsi makanan tertentu (misal : kecap) eh ternyata disita sama petugas bandara (ini pengalaman pahit saya, huhu). Gagal deh makan kecap manis di Singapore-Malaysia. Hiks. Nah, setelah sampai di negara atau lokasi tujuan, jangan lupa mampir di tourist information untuk memastikan pemahaman kita sekalian minta peta dan rekomendasi tempat wisata yang gratis serta berbayar. Hal tersebut dilakukan kalau kita kurang percaya diri dengan informasi di dunia maya yang pastinya sudah kita cari sebelumnya. Terus, kalau kita bertanya arah atau tempat ke orang awam (apalagi di negara yang masyarakatnya jarang menggunakan Bahasa Inggris),  jangan langsung percaya, karena bisa saja salah arah. Ini pengalaman ketika saya di KL. Saya bertanya arah kepada petugas di stasiun MRT, tapi ditunjukkan ke arah yang salah sehingga waktu pun terbuang percuma. Lebih terpercaya sih pake google map untuk petunjuk arah karena lebih update. Oiya, ada baiknya kalau kita juga menyimpan nomor darurat seperti nomor kantor polisi, rumah sakit, kantor MRT/LRT/Bus, KBRI, dan resepsionis penginapan kita. Lebih baik lagi kalau kita punya teman atau kenalan di negara atau lokasi liburan kita sehingga kalau ada apa-apa ya tinggal menghubungi dia. Kemudian, hal yang perlu diperhatikan adalah siapkan uang tunai karena sama seperti di Indonesia, kalau kita belanja di pasar, maka kita akan kesulitan mencari ATM atau mesin gesek. Money changer yang biasanya tersebar di pasar pun hanya menerima uang tunai. Apalagi ya? Hmm..siapkan kamera dengan kartu memori yang masih kosong ya! Kan sayang kalau momen liburan kita hanya diabadikan melalui memori otak saja, hehe.

                ..And all my bags are packed! Ready to go! Jangan lupa minta doa restu orang tua sebelum bepergian agar selamat, tidak terlambat pesawatnya, dan tidak kesasar di tempat liburan, hihi. Selamat merencanakan piknik supaya tetap bahagia dari usia muda :)