Suatu hari, saya membaca sebuah artikel tentang inovasi baru di jagad perbioskopan Indonesia yang menyuguhkan sebuah pengalaman menonton film yang lebih dari sekadar teknologi 3 dimensi. Kita digiring untuk ikut merasakan menjadi tokoh di dalam film tersebut dan menyelami adegan demi adegan. Kontan, saya pun penasaran dibuatnya dan menggenapinya kemudian. Walau terbilang cukup mahal, yaitu mencapai hampir 4 kali lipat kelas biasa, namun niat tersebut tidak diurungkan dan saya pun langsung jatuh cinta pada pengalaman pertama menonton Gravity, kemudian disusul The Hobbit : The Desolation of Smaug, dan Terminator Genesys. 4DX3D memang membuat impulsif dan adiktif. Pengalaman pertama menonton 4DX3D pernah saya ulas pada tautan : tinyurl.com/mencicipi4DX
Hari itu, beberapa hari sebelum lebaran datang dan liburan menjelang, saya menyempatkan diri untuk membuka situs blitz megaplex. Niatnya sih iseng saja, namun setelah melihat jadwal Terminator Genesys ditayangkan dalam format 4DX3D, tanpa banyak pertimbangan saya langsung tancap gas ke Grand Indonesia. Impulsif? Tidak juga. Mungkin lebih tepatnya semacam perencanaan yang tidak direncanakan. Hal ini didasari oleh pengalaman saya yang beberapa kali kandas untuk menonton 4DX3D karena jadwalnya tiba-tiba berubah seketika di hari yang sudah direncanakan. Belajar dari situ, saya pun cenderung lebih spontan dalam mengambil keputusan penting untuk memenuhi hasrat menonton film :D
Saat saya masuk ke dalam Blitz Megaplex Grand Indonesia, wajah baru pun seketika memenuhi ruang visual saya. Pangling. Itulah kata pertama yang terlintas di benak saya. Tak seperti Blitz kebanyakan, konsep baru pun kini dihadirkan. Mengusung konsep ala anak muda Korea yang ceria dan inspiratif, Blitz Megaplex mengubah penampilannya menjadi lebih terang, bergaya broadway, dan retro ala 1980-an. Pada sudut-sudutnya pun disediakan kursi dan meja ala kafe untuk berinteraksi bagi para pengunjung untuk menunggu film dimulai. Selain itu, ada semacam booth foto yang sengaja dibuat untuk memeriahkan suasana. Hal menarik dan menyenangkan untuk saya adalah dengan dipisahkan antara loket pembelian tiket dengan kudapan ringan. Hal ini memberikan preferensi bagi orang yang ingin membeli tiket saja tanpa kudapan ringan atau dua-duanya. Biasanya, pengunjung lama berpikir tentang posisi kursi dan kudapan yang akan dimakan. Bayangkan, bila film sebentar lagi akan dimulai, lalu di depan kita ada orang yang berpikir terlalu lama untuk memilih baik film, posisi kursi, atau kudapan ringan, maka kita pun ikut menjadi korban keegoisan sepihak. Selain itu, hal menarik lainnya adalah toilet yang didesain seperti ruang rias artis dengan lampu yang sangat mumpuni. Berbeda dengan toilet Blitz lainnya yang cenderung gelap dan temaram. Saya sendiri sih, tidak terlalu nyaman dengan kegelapan, karena jujur, suasananya agak mencekam :)
Saat menit pertama, penonton diberikan pengenalan terhadap efek-efek 4DX3D yang akan ditampilkan selama adegan film berlangsung, yaitu motion seats (gerakan kursi - berputar, atas bawah, dan guncangan), scent (bau-bauan), air shot (hembusan udara), water shot (cipratan air), fog (kabut), wind (angin), bubble (gelembung udara), lighting (kilauan cahaya/kilat), dan vibration (getaran). Kemudian, adegan demi adegan Terminator Genesys pun ditayangkan dengan menggunakan efek-efek tersebut. Terminator Genesys merupakan jenis film action dengan berbagai variasi pertarungan antara manusia dengan robot terminator. Selama kurang lebih 2 jam, penonton digiring untuk merasakan menjadi objek yang tampil di depan mata. Adegan yang paling berkesan bagi saya adalah pada saat Kyle Reese, Sarah Connor, dan Terminator melawan John Connor untuk menghancurkan markas Genesys sehingga genesys tidak menguasai dunia di beberapa tahun berikutnya. Emosi dan visualisasi penonton pun ikut masuk ke dalamnya karena perasaan tegang dan penasaran yang ditimbulkan dari efek 4DX3D yang memuncak pada fragmen tersebut. Saat helikopter yang diterbangkan oleh Sarah Connor menuju markas Genesys, efek wind dan motion seats serta beberapa kali vibration pun terasa nyata di depan mata. Saat John Connor memukul terminator di badannya, efek vibration pada sandaran kursi pun terasa di punggung penonton. Saat Kyle Reese terkena cipratan air, maka wajah penonton terciprat efek water shot dari depan kursi. Saat markas genesys hancur di bom oleh Kyle Reese dan Sarah Connor, maka efek lighting pun berkilauan di kiri dan kanan penonton serta adanya efek fog (asap buatan) yang terlihat tepat di depan layar bersamaan terciumnya scent (bau asap) di sekitar.
Dengan efek senyata itu, saya merasa dua jam adalah waktu yang terlalu singkat. Apalagi dengan paduan film action sekelas Terminator. Apabila saya diminta memberikan penilaian terhadap film 4DX3D yang pernah saya tonton, maka Terminator Genesys adalah terbaik diantara yang lain. Bagi saya, untuk memunculkan efek optimal 4DX3D, maka pemilihan film adalah hal yang kritikal. Film bergenre action atau petualangan yang ekstrem dapat memberikan pengalaman penonton dalam merasakan keseluruhan efek 4DX3D dengan sangat baik. Hal ini dapat memberikan efek domino bagi penonton, yaitu secara pribadi, penonton akan ketagihan untuk mencoba di waktu lain, pun secara eksternal, penonton akan mempromosikan pengalaman ini ke orang lain sehingga secara langsung menambah angka partisipasi dan penjualan. Walaupun dari segi harga, 4DX3D termasuk mahal, namun untuk menyelami adegan film dengan seolah-olah menjadi objek film tersebut, penonton digiring untuk membayar pengalaman dibandingkan visualisasi semata. Menurut saya, hal ini beririsan dengan prinsip kerja memori yaitu saya mendengar maka saya tahu, saya melihat maka saya mengerti, saya melakukan maka saya paham. Apabila kombinasi ketiganya diimplementasikan, selain tujuan utama menonton film tercapai, terdapat bonus sensasi permainan di taman hiburan yang tercipta bersamaan. Alhasil, kepuasan pun terbayar lunas.
Salut untuk para pengembang ide 4DX3D yang senantiasa konsisten memberikan perubahan positif bagi para penontonnya. Saran saya, bila ingin menjajal 4DX3D di Jakarta yang hadir baru di 3 bioskop, yaitu Blitz Megaplex Grand Indonesia, Mall of Indonesia, dan Central Park, pilihlah film bergenre action atau adventurous atau horror (kalau berani =p). Jangan lupa pula menyiapkan diri agar tidak kaget menerima efek 4DX3D seperti angin, cipratan air, kabut, bau-bauan, kilatan cahaya, hembusan udara di telinga, pukulan di bagian punggung kursi, atau gerakan kursi yang memutar 360 derajat. Selamat menjadi adiktif, kawan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?