Senin, 12 Agustus 2013

Intermezzo

      A week at home is like nothing. Time has passed fastly, as fast as weight raising after eating kinds of fatty foods while munching cookies. Am gazing out the ceiling of my room, grasping some ideas whirling inside my minds, and imagining what should I have to do spending my holidays. But, Like water flows in a river, my days couldn't be as free as I want. Yeah, helping my parents for preparing foods and making some foods to present Ied. Time is sooo limited. Many books await me to read and this blog too. Seems like I wanna request one week to free my mind. Hehe.
      Intermezzo.
      Before the days will going to be busy, I'll tell you a story, my friend's story, precisely.
      'Ga ada kabar sama sekali. Grrr'
      'Heran gw, ada ya orang kaya ku gitu. Bikin kesel aja!'
      'Makasih sayang, I love you'
      'Ya Tuhan. Sembuhkanlah penyakitnya, berikan kesehatan sepanjang hidupnya. Amin'
      Pernahkah kalian menemukan status seperti di atas di sosial media? Kalau saya pribadi sih sangat sering. Dan selalu deh kalau ada teman memasang status seperti itu, senyum dan kadang tawa pun tak tertahankan. Emang penting banget gitu ya, sampai-sampai seluruh dunia persosialmediaan harus tahu status kita sampe sedetil itu. Ya, ga tau sih, tiap orang kan punya tujuan masing-masing. Mungkin, sedang didaerah yang susah sinyal sehingga kalau kirim pesan lewat jalur pribadi khawatir pending dan tidak sampai atau untuk gegayaan aja, biar teman-teman pada tahu sedang apa dan dimana, kali aja ada yang mau ajakin bisnis bareng mungkin atau nawarin kerjaan baru mungkin atau dapet kenalan baru mungkin, ya siapa tahu aja, namanya juga usaha. Hehe.
       Bila diurutkan dari rangking pertama hingga terakhir, status pertama dan kedua menduduki peringkat pertama sejak liburan lebaran ini dimulai hingga hari ini. Status tersebut saya copy-paste dari salah satu teman di dunia nyata yang juga eksis di dunia persosialmediaan. Alkisah, tersebutlah dua insan yang sedang dimabuk asmara. Berawal dari pertemanan, berakhir jadi pacaran. Sang gadis dan pemuda memiliki kepribadian yang lumayan mirip, namun sang gadis yang terlihat lebih mendominasi walaupun sang pemuda yang memiliki watak lebih dewasa. Hubungan keduanya cukup harmonis, terlihat dari perhatian yang selalu dilimpahkan oleh sang gadis kepada pemudanya, dan juga sebaliknya. Memang, karena pada dasarnya wanita adalah makhluk yang menempatkan perasaan diatas logika, maka wjarlah bila sang gadis banyak mencurahkan kata hatinya lewat status sosial media. Tak peduli seberapa banyak teman yang peduli padanya, baik paeduli dengan simpati maupun peduli dengan senyuman penuh arti. Pada suatu hari, karena adanya pemberlakuan cuti bersama, maka aktivitas pun terhenti sejenak untuk pulang berkumpul bersama keluarga. Sang gadis dan pemuda pun pulang ke kampung masing-masing. Pada saat itu, entah karena traffic pesan antar pengguna sosial media sangat membludak atau cuaca yang menghambat transfer gelombang elektromagnetik ke ponsel, sinyal ponsel di tiap provider pun terganggu. Hal ini menyebabkan banyak pesan yang tidak dapat diterima dan dikirim. Otomatis, komunikasi antar pasangan pun sempat terhenti dan tersendat. Inilah yang menjadi cikal bakal masalah. Ya, komunikasi tidak lancar. Akhirnya, miss-understanding pun dimulai. Pertikaian diperparah. Dan mungkin bila tidak sabar, dapat terjadi tindak perpecahan antar individu yang bermuara pada satu sumber : sinyal, oh sinyal. Jadilah, para pengguna sosial media berlomba memasang status. Ada yang marah, sedih, hingga caci maki. Saya tidak membahas mengenai personality based on social media status (maybe next topic), namun dari satu dua kata, satu dua frasa, hingga satu dua kalimat secara tidak langsung dapat mempengaruhi penilaian orang lain terhadap diri kita. Lha wong, ga ada sinyal, koq sampe segitunya marah sama pacar? Emang pacarmu yang punya sinyalnya? Jadi salah pacarmu gitu?! Hehe.
        Kemudian, yang lebih ajaib lagi, sosial media ini dapat secara tidak langsung membuat orang menjadi lebih alim atau malah membuat dosa yang tak disengaja. Okay, kita bahas yang lebih alim saja ya. Coba kita perhatikan status ketiga dan keempat diatas. Status ketiga punya arti rancu. Pertama, mengungkapkan rasa cinta kepada pasangan yang otomatis mempererat hubungan kedua insan, menghalau permusuhan. Kedua, ajang bersyukur secara tidak langsung. Ketiga, ajang pamer atas hadiah yang diberikan. Okay, anggap saja orang-orang memiliki niat yang pertama dan kedua. Abaikan niat ketiga, hehe. Untuk status keempat, jelas, sebagai ajang doa dan harapan kepada Tuhan atas kehidupan yang kita inginkan. Walaupun, setelah kita baca status tersebut, kita jadi merenung, apakah perlu sampai berdoa distatus? Memang Tuhan punya sosial media yang bisa membaca status kita?
         But, afterall, here are just an intermezzo. Sambil nunggu waktu berbuka, mending kita tulis semua ide dikepala, biar tidak hilang dan menguap, diterbangkan angin dan dibisikkan pada mereka, pengguna sosial media. Ups! =D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?