Minggu, 12 Mei 2013

Thailand #2 : Training


        Hello, sunshine! Good morning from Color Living Hotel, Theparak, Thailand! Setelah kemarin dikemas dengan icip-icip makanan Thailand, lalu kami check in di Color Living Hotel. Hotelnya bagus, bintang 4 dan ramai disinggahi turis mancanegara yang akan berlibur ke Pattaya, karena jaraknya hanya 2 jam dari hotel. Anyway, seperti layaknya hotel lainnya, kami diberikan complimentary breakfast selama menginap disana. Makanan ala buffet dengan berbagai menu yang disajikan sehingga kita dapat dengan bebas memilih sesuai selera. Namun karena beberapa makanan mengandung pork, saya dan dosen dari MUI lebih berhati-hati dalam memilih makanan halal. Akhirnya, kami memilih makanan yang tidak mengandung daging.
          Kami dijemput oleh perusahaan pukul 08.00, kami pun langsung bertolak ke pabrik untuk melskukan training sosialisasi halal yang akan dibawakan oleh dosen saya, yaitu Ibu Mulyorini. Namun, karena training yang diselenggarakan ternyata bersamaan dengan training Environmental Health and Safety dari pihak ekstenal, maka hanya 3 oranglah yang bisa menjadi peserta training ini. But no problems, as long as we did all of the process well and the audiences have understood about the materials. Walaupun saya bukan termasuk peserta training, namun saya mengikuti semua proses training hingga akhir. Selama training, saya banyak belajar dengan Ibu Mulyorini yang dahulu sempat menjadi dosen saya tentang bagaimana menjelaskan alur materi secara terstruktur, pemilihan diksi kata bahasa inggris formal, menerangkan kepada peserta dengan kata sederhana namun jelas, ringkas, dan tak menggurui, mengatur irama suara dan semangat hingga akhir, serta yang paling penting adalah manajemen mental saat kita menerangkan sesuatu namun kita kehilangan padanan kata yang sesuai untuk menggambarkannya. Banyak hal yang dapat saya serap dalam sesi training kali ini. Karena sekarang titek saya bukan lagi sebagai mahasiswa, maka rasa sungkan dan malu-malu pun sedikit tereduksi. Sekarang, hubungan saya dengan dosen lebih pada partner bekerja dan berdiskusi sehingga terasa lebih dapat terbuka dan santai dalam mengemukakan sesuatu tanpa mengurangi sedikit pun rasa menghormati dan menganggap dosen adalah orang tua kita. Selain itu, koneksi dengan dosen pun dapat menjadi lebih intensif serta informatif yang saya rasa dapat sangat berguna untuk melanjutkan jenjang master dibidang yang ingin saya dalami, someday.
         Hari pun semakin siang ketika kami istirahat dan makan siang di kantin perusahaan. Kami disuguhi sajian ala India yang belakangan saya tahu dari Ibu Mulyorini bahwa restoran yang tidak pernah menyajikan pork adalah restoran India sehingga pasti halal. Daging dan kuah santan ditambah rempah yang tajam membuat lidah ini tak kuasa untuk makan agak banyak. Too much fatty and oily, for me. Not really suited with my appetite, sorry. Makan siang kali ini ditutup dengan dessert andalan yaitu sticky rice with durian. Sticky rice kali ini lebih manis dari kemarin ditemani dengan durian monthong mengkal, daging tebal, dan rasa yang tak terlalu manis. Mungkin hal ini untuk mengimbangi rasa manis sticky rice dan rasa gurih santan encernya. Apabila saya bandingkan antara durian monthong dan durian Medan, maka lidah saya pasti memilih durian Medan karena dari segi rasa, durian Medan lebih manis dan agak pahit aroma alkohol walaupun beberapa jenis yang daging buahnya kurang tebal sedangkan durian monthong sebaliknya. Jadi, tinggal pilih saya, lebih senang kualitas rasa atau kuantitas daging buah?
         Saat senja telah dekat, kami pun diantar pulang. Namun karena hari itu adalah hari terakhir Ibu Mulyorini di Thailand maka kami pun mengadakan farewell kecil-kecilan. Pihak perusahaan memberikan kenang-kenangan berupa Thai Silk dan Ms. Wantanee dari filling section memberikan jewelry berupa gelang. So beautiful knowing everybody respected us as well, so do us. That's all the humanity has driven and run as itself. We were so happy to be here, gleamed and captured by this picture below :
Farewell with Mrs. Mulyorini
        Malamnya, kami diantar jalan-jalan oleh Mr. Lie, supir perusahaan menuju ke Platinum Mall di Bangkok untuk membeli okeh-oleh bagi Ibu Mulyorini yang besok akan kembali ke Jakarta. Lalu lintas yang padat ditambah dengan jarak antara pabrik dan pusat kota yang lumayan jauh membuat mobil kami terjebak tak bergerak. Akhirnya di detik terakhir sebelum kami mengetahui bahwa Platinum Mall tutup pada pukul 20.00, kami memutuskan untuk jalan kaki menembus kemacetan. Sampailah kami pada pukul 19.30, toko banyak yang sudah tutup. Namun, fortunately, ada dua toko souvenir yang masih buka. Kami langsung bergegas melakukan transaksi barang yang ingin kami miliki, untuk oleh-oleh kerabat dan teman. Setelah puas menawar dengan harga serendah yang kami bisa, kami pun beranjak pulang setelah semua toko tutup. Waktu masih menunjukkan pukul 21.00 ketika kami sampai di hotel. Namun, karena badan rasanya sudah capai dan besok masih ada kegiatan, maka kami memutuskan untuk langsung tidur, berharap semua rencana esok hari dalam berjalan lancar. Have a nice dream all! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?