2013. Sebentar lagi. Banyak harapan
dan cita-cita yang ditorehkan pada lembar “Resolusi 2013”. Termasuk saya. Entah
mengapa, 2012 ini berlalu demikian cepat, secepat bulir air hujan yang jatuh ke
bumi. Banyak hal yang membuat saya harus banyak berintrospeksi mengenai hidup
yang terlalu mengalir bagai air, mengikuti arus hingga ke hilir. Mungkin saya
adalah memiliki salah satu, salah dua, atau salah tiga dari mental blocking
dalam merencanakan hidup ala @trainerlaris yaitu ragu pada diri sendiri, tergantung
sama yang mudah, serta takut gagal dan kecewa karena ditolak. Bukannya tidak
bersyukur. Saya sangat bersyukur atas kesempatan untuk hidup dan memberi
manfaat walau sedikit kepada orang lain. Namun, ketidakdisiplinan dalam
manajemen waktulah yang membuat seakan rencana tahun ini banyak yang tak
terlaksana.
Tahun
2012 ini, banyak hal yang patut saya syukuri. Lingkungan kerja yang kondusif
walau banyak intrik menggelitik yang suka membuat saya mengurut dada. Proyek
kecil-kecilan tentang perubahan budaya yang merupakan PR besar berkelanjutan
melalui trigger lomba sederhana, menjadi pengalaman baru untuk saya.
Kartu kewenangan K3, even that’s not my passion, it’s a responsibility.
Kesempatan untuk bergabung di yayasan sosial TIN, jurusan kampus, walaupun
bukan inisiator atau panitia inti, namun mudah-mudahan dapat membantu lebih
banyak lagi.
Di tahun yang sama, terdapat banyak
hal yang masih harus diperbaiki. Hal besar yang harus ditindaklanjuti adalah
target resolusi 2012 yang terlalu muluk dan tak jelas how-to-achieve and
goal-indicator. Hal ini tidak sesuai dengan konsep manajemen untuk
mengimplementasikan suatu program, yaitu konsep Planning Organizing
Actuating Controling dan Spesific Measurable Achievable
Reasonable Time-Frame. Sebagai contoh : saya ingin mencapai score
TOEFL 580. Usaha yang harus dilakukan adalah berlatih soal TOEFL dua kali
seminggu. Indikator keberhasilannya adalah saya memiliki score TOEFL 580 pada
akhir tahun 2012. Rencana yang saya tulis sebenarnya sudah menggambarkan target
yang jelas. Demikian dengan indikator keberhasilannya. Namun yang perlu
digarisbawahi disini adalah pada langkah usaha. Tergambar usaha yang dilakukan
kurang spesifik, kurang terukur, serta tidak ada time-frame yang jelas.
Bagaimana rencana dapat memenuhi target? Bagaimana indikator dapat dilihat?
Itulah kekurangannya. Seharusnya, apabila ingin mencapai score TOEFL 580 pada
akhir tahun 2012, langkah usaha yang harus dilakukan dibuat dalam suatu kolom
yang terarah dan detail:
2013 memang tinggal hitungan jam. Resolusi pun belum dibuat. Namun, apa artinya resolusi tanpa eksekusi? Hasil ditentukan oleh proses, karena hasil merupakan akibat dari proses sebab yang opsional.
Planning
|
Due-Date
|
Steps-to-go
|
Indicator
|
Mencapai score TOEFL 580
|
20-12-2012
|
1.
Berlatih
soal-soal TOEFL setiap hari Kamis dan Sabtu
2.
Mengadakan
simulasi test TOEFL mandiri tiap akhir bulan
3.
Mendaftar dan
mengikuti simulasi test TOEFL secara berkala, tiap 3 bulan sekali di Lembaga Bahasa
4.
Mengikuti test
TOEFL tiap 6 bulan
|
1.
Grafik nilai
simulasi TOEFL dan test TOEFL yang naik
2.
Mendapat score
TOEFL 580 pada test TOEFL terakhir
|
2013 memang tinggal hitungan jam. Resolusi pun belum dibuat. Namun, apa artinya resolusi tanpa eksekusi? Hasil ditentukan oleh proses, karena hasil merupakan akibat dari proses sebab yang opsional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?