Mataku menatap nanar ke arah jam
dinding tua di stasiun. 1 jam sudah aku menunggu kereta jurusan yang aku tuju
sambil berharap cemas karena angin malam yang menggigit ditambah serangan
nyamuk yang membabi buta mencari kudapan malam. Tepat di sebelahku duduk
seorang pemuda bergaya ala kantoran dengan pembawaan santai dan terbuka membawaku
menyusuri sepenggal kisah menarik dalam puzzle hidupnya. Bertukar
pikiran adalah frase yang tepat untuk menggambarkan aktivitas spontan tersebut.
Ibarat perpindahan panas ketika mendidihkan air, informasi yang dituangkan
dalam tiap kisah mengalirkan energi yang dapat mentransformasikan suasana kelam
mencekam menjadi suatu kehangatan dalam sebuah penantian.
Cinta merupakan sebuah kata dengan
sejuta makna yang selalu dapat menjadi tema menarik dalam sesi tukar pikiran. Ada
cinta ada pula problema. Namun, problematika adalah bumbu dalam setiap
perjalanan asmara, asalkan takaran bumbu yang ditambahkan tidak kelewat batas.
Hubungan dua insan dalam balutan asmara bagaikan berlayar ke suatu pulau. Satu
orang menjadi juru kemudi sedangkan pasangannya menjadi pendukung untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Namun, apabila salah satu sudah melanggar,
maka kapal tersebut akan kehilangan kendali dan lama kelamaan akan karam
dilekang oleh waktu.
Dua insan yang berbeda latar
belakang disatukan oleh sebuah kalimat “aku mau jadi pendamping hidupmu” berharap
bahwa hubungan tersebut akan langgeng sampai jenjang pernikahan. Tahun demi
tahun telah dilewati dengan penuh suka cita. Namun, sebuah hubungan bagaikan
roda kehidupan yang selalu berputar cepat. Kadang, adakalanya semua agenda
kencan dan perbincangan tersusun dengan rapi bak detak jarum jam. Di lain
waktu, sebuah hubungan pun ibarat fenomena gunung es dimana terlihat baik di
luar namun tersimpan masalah pelik di dalamnya.
Persamaan dan perbedaan yang
mengawali jejak langkah hubungan tersebut mulai terkuak dengan jelas. Memang,
di setiap hubungan dibutuhkan sebuah rasa toleransi untuk menerima baik kelebihan
maupun kekurangan pasangan. Persamaan adalah anugerah sedangkan perbedaan
adalah tantangan. Demikianlah yang menjadi kekuatannya untuk bertahan hingga
saat ini. Perbedaan budaya dan pola asuh masing-masing tak menggetarkan hatinya
untuk mempertahankan harapan dan ikhtiarnya. Tak dinyana, banyak pihak yang
akan merelakan keputusan tersebut agar berujung pada kebahagiaan. Sebuah
keputusan yang sulit berbuah manisnya menapaki kehidupan baru, kehidupan
mandiri. Itulah harapan besarnya. Ada harga yang harus dibayar untuk suatu
harapan.
Dentangan lokomotif yang
bertalu-talu disertai pengumuman dari pengeras suara mengalihkan perhatian kami
untuk mengakhiri malam di pinggir kota Jakarta dan melanjutkan perjalanan.
Waktu dan kepingan kisah melahirkan hipotesa. Sebuah permasalahan tidak selalu membutuhkan
penyelesaian. Namun, sebuah cerita pasti membutuhkan ruang untuk didengar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?