Sabtu, 19 Mei 2012

Suatu Ketika di Stasiun Kereta


Mataku menatap nanar ke arah jam dinding tua di stasiun. 1 jam sudah aku menunggu kereta jurusan yang aku tuju sambil berharap cemas karena angin malam yang menggigit ditambah serangan nyamuk yang membabi buta mencari kudapan malam. Tepat di sebelahku duduk seorang pemuda bergaya ala kantoran dengan pembawaan santai dan terbuka membawaku menyusuri sepenggal kisah menarik dalam puzzle hidupnya. Bertukar pikiran adalah frase yang tepat untuk menggambarkan aktivitas spontan tersebut. Ibarat perpindahan panas ketika mendidihkan air, informasi yang dituangkan dalam tiap kisah mengalirkan energi yang dapat mentransformasikan suasana kelam mencekam menjadi suatu kehangatan dalam sebuah penantian.
Cinta merupakan sebuah kata dengan sejuta makna yang selalu dapat menjadi tema menarik dalam sesi tukar pikiran. Ada cinta ada pula problema. Namun, problematika adalah bumbu dalam setiap perjalanan asmara, asalkan takaran bumbu yang ditambahkan tidak kelewat batas. Hubungan dua insan dalam balutan asmara bagaikan berlayar ke suatu pulau. Satu orang menjadi juru kemudi sedangkan pasangannya menjadi pendukung untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Namun, apabila salah satu sudah melanggar, maka kapal tersebut akan kehilangan kendali dan lama kelamaan akan karam dilekang oleh waktu.
Dua insan yang berbeda latar belakang disatukan oleh sebuah kalimat “aku mau jadi pendamping hidupmu” berharap bahwa hubungan tersebut akan langgeng sampai jenjang pernikahan. Tahun demi tahun telah dilewati dengan penuh suka cita. Namun, sebuah hubungan bagaikan roda kehidupan yang selalu berputar cepat. Kadang, adakalanya semua agenda kencan dan perbincangan tersusun dengan rapi bak detak jarum jam. Di lain waktu, sebuah hubungan pun ibarat fenomena gunung es dimana terlihat baik di luar namun tersimpan masalah pelik di dalamnya.
Persamaan dan perbedaan yang mengawali jejak langkah hubungan tersebut mulai terkuak dengan jelas. Memang, di setiap hubungan dibutuhkan sebuah rasa toleransi untuk menerima baik kelebihan maupun kekurangan pasangan. Persamaan adalah anugerah sedangkan perbedaan adalah tantangan. Demikianlah yang menjadi kekuatannya untuk bertahan hingga saat ini. Perbedaan budaya dan pola asuh masing-masing tak menggetarkan hatinya untuk mempertahankan harapan dan ikhtiarnya. Tak dinyana, banyak pihak yang akan merelakan keputusan tersebut agar berujung pada kebahagiaan. Sebuah keputusan yang sulit berbuah manisnya menapaki kehidupan baru, kehidupan mandiri. Itulah harapan besarnya. Ada harga yang harus dibayar untuk suatu harapan.
Dentangan lokomotif yang bertalu-talu disertai pengumuman dari pengeras suara mengalihkan perhatian kami untuk mengakhiri malam di pinggir kota Jakarta dan melanjutkan perjalanan. Waktu dan kepingan kisah melahirkan hipotesa. Sebuah permasalahan tidak selalu membutuhkan penyelesaian. Namun, sebuah cerita pasti membutuhkan ruang untuk didengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?