Kamis, 26 Januari 2012

Grey City that never sleep


Negeri ini bukanlah kendaraan-kendaraan mewah yang berlalu lalang dengan anggunnya di tengah jalan.
Negeri ini bukanlah mall dan apartemen dengan interior ala Barat yang berdiri kokoh dan angkuh di antara pemukiman kumuh penduduk, lapangan becek, dan got hitam penuh sampah.
Negeri ini bukanlah dewan bermuka dua berkepribadian ganda yang mengusung janji-janji halal namun hidup dalam lingkaran glamornya keharaman.
Negeri ini bukanlah rakyat yang tidak lagi percaya terhadap pemimpin negerinya
Negeri ini bukanlah proyek pemerintah dengan nilai milyaran bahkan trilyunan rupiah yang pada faktanya dirilis oleh puluhan pisau milik si empunya untuk dinikmati manisnya pundi-pundi rakyat secara berjamaah. Jamaah negeri abu-abu.
Negeri ini bukanlah hutan beton.
Tengoklah ke kanan, kiri, dan bawahmu ketika berjalan melewati belantara pasar, rumah-rumah petak padat penduduk, dan lapangan becek sebelah mall dan apartemen. Berlayarlah ke tetangga sebelah dimana hutan tropis masih asli. Tangan-tangan kecil nan riang merindukan ilmu dan kesempatan, kearifan lokal masih terjaga, dan persaudaraan antara manusia, alam, dan hewan masih kuat. Itulah negeri yang sebenar-benarnya negeri. Negeri dengan sejuta warna keragaman asli. Tidak ada mesin keruk arta nan tamak. Tidak ada glamor dan gemerlapnya dunia barat nan konsumtif. Yang ada hanya keluguan bocah-bocah yang harus dibina sebagai generasi penerus demi menggilasnya kejayaan dewan pemimpin kebanggaan negeri abu-abu.
-Grey City That Never Sleep, Nov 3rd 2011 at 7.25 am-

(sumber gambar : google.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?