Beberapa bulan belakangan ini saya disibukkan dengan aktivitas audit baik internal maupun eksternal. Sampai stamina saya perlahan menurun dan berimbas pada kelelahan yang teramat sangat ketika tiba di kamar. Seberapa kuatkah energi yang dimiliki oleh sebuah kata 'audit' hingga sedemikian besar efeknya menggerogoti separuh pertahanan tubuh? "Jenis energi potensial ganda yang relatif kuat karena mengandung dua fungsi yaitu sebagai kata kerja dan kata benda. Selain itu, dapat mengundang spesies lain untuk bersama merubuhkan imunitas yang tak dibentengi oleh gizi yang cukup". Kata kerja disini bermakna 'melakukan audit/penilaian dengan subjek auditor' sedangkan kata benda berarti 'objek penderita atau auditee yang dinilai dan menghasilkan berlembar hasil temuan audit'. Definisi asal bunyi tadi merupakan manifestasi beberapa pengalaman sebagai junior otodidak. Namun, bila kita telisik secara harfiah, definisi audit versi wikipedia adalah an evaluation of a person, organization, system, process, enterprise, project or product. The term most commonly refers to audits in accounting, but similar concepts also exist in project management, quality management, water management, and energy conservation. Suatu kegiatan evaluasi terhadap orang, organisasi, sistem, proses, perusahaan, proyek atau produk. Konsep ini lebih condong ke arah audit keuangan, namun dapat pula diaplikasikan terhadap manajemen proyek, manajemen kualitas, manajemen air dan konservasi energi. Sedangkan pengertian menurut buku Badan Standardisasi Nasional, yaitu proses sistematis, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan tingkat pemenuhan kriteria audit. Dari dua definisi tersebut sangatlah jelas bahwa audit sama dengan evaluasi, penilaian, pemenuhan peraturan dan lain-lain. Bisa dikatakan bahwa aktivitas audit ini sama dengan inspeksi dan interogasi yang dilakukan oleh polisi kepada tersangka. Perbedaannya adalah tersangka disini bukan seseorang yang melakukan tindak kriminal pidana atau perdata, namun lebih ke arah evaluasi terhadap konsistensi suatu bagian dalam menjalankan proses sesuai aturan yang berlaku, oleh seseorang yang bertindak sebagai polisi dalam job descriptionnya. Bisa dibayangkan bagaimana peliknya aktivitas audit dengan objek yang sulit untuk diberi masukan dan saran. Sang polisi haruslah lebih disegani oleh objek atau lebih berpengalaman dari objek dalam hal pengetahuan. Bila tidak, inkonsistensilah akibatnya. Seperti yang saya alami saat ini. Aturan diikuti saat ada pihak ekstenal yang akan datang menilai, tanpa sense of rules belonging pada kesehariannya. Bila ada temuan, sang polisilah yang bertanggung jawab, maju kena mundur kena, persis film warkop era 90an. Kemudian, ditambah dengan jadwal audit yang tanpa jeda, mirip dengan rangkaian kereta api jabodetabek dengan jadwal padat bila tanpa perawatan yang cukup, anjloklah ia. Konotasi yang tak jauh berbeda dengan pertahanan tubuh saya yang mulai jebol. Tanpa vitamin, robohlah saya.
Sebenarnya, bila ditilik lebih jauh, aktivitas audit sangat mirip dengan perayaan acara puncak organisasi kemahasiswaan. Perbedaannya adalah audit tidak butuh panitia dan pencarian sponsor plus dana usaha. Sebelum audit, kita harus membuat undangan untuk para auditee, mem-booking ruang meeting untuk eksekusi, mempersiapkan persyaratan audit yaitu dokumentasi dan lapangan, memesan konsumsi, serta akomodasi auditor. Tak lupa pembayaran pun harus dilakukan maksimal 14 hari setelah audit dilaksanakan. Apabila terdapat masalah yang menyangkut inter-departemen yaitu belum adanya jalan keluar terhadap temuan audit sebelumnya, maka harus dilakukan rapat internal persiapan audit. Tak lupa sebelum memulai audit, berdoa terlebih dahulu untuk kelancaran bersama. Ketika tiba saatnya audit, auditor berlaku sebagai polisi yang ditemani oleh tim keamanan internal yaitu bagian quality management system, menilai dan mengevaluasi pelaksanaan proses sesuai klausul yang dipersyaratkan. Satu hingga dua hari, waktu yang diperlukan bagi auditor. Setelah data yang dibutuhkan telah cukup, maka tibalah saatnya pengumuman hasil audit. Disinilah terlihat konsistensi dan kekompakan satu departemen dengan departemen lainnya dalam hal pemenuhan peraturan dan standar yang berlaku. Dari pengalaman yang telah saya ikuti, dalam audit tidak pernah tidak ada temuan, karena prinsip audit adalah perbaikan yang berkelanjutan sehingga perbaikan dan pembaharuan pasti harus ada. Disini berlaku pepatah : Gajah di seberang lautan tampak jelas, sementara semut di pelupuk mata tak tampak. Hanya orang lainlah yang dapat menemukan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam diri kita karena sejatinya kita yang sudah biasa melihat kesalahan akan berpendapat bahwa semua adalah benar, tidak demikian dengan orang lain yang melihat dari kacamata berbeda. Demikian halnya dengan perayaan acara puncak organisasi mahasiswa. Panitia yang terdiri dari ketua, wakil, sekretaris, bendahara serta berbagai divisi berembuk untuk menentukan konsep dan teknis acara. Semua dipersiapkan masak-masak demi terselenggaranya acara puncak sesuai rencana. Pemilihan tema, teknis acara, tempat, bintang tamu, pembicara, sponsorship dan dana, dekorasi dan dokumentasi, perizinan, undangan dan pengumuman, hingga hari-H acara yang super duper menegangkan. Ya, adrenalin terkuras hingga tigaperempatnya sambil berdoa agar audiens dan panitia terpuaskan. Sebuah proses perjalanan yang sangat berbekas di ruang pikiran terdalam. Lelah dan tegangnya terbayarkan ketika acara ditutup dan dievaluasi. Tak jarang air mata dan peluh pun harus rela terkuras dengan ikhlas. Namun, selama rangkaian pengalaman panjang tersebut tak satu pun yang membuat saya kapok untuk mengulanginya karena saya menikmati semua prosesnya. Ya, proseslah yang membuat saya memiliki pengalaman baik suka maupun duka, simpel dan pelik, implisit hingga eksplisit. Semua terekam indah dalam memori, hingga tak terasa satu musim telah berganti, melingkupi hari dengan mimpi, mengaliri ruang dengan kawan, menjejaki kenyataan dengan pengalaman. Sebuah proses adalah pembelajaran. Walaupun diluar sana banyak suara yang menuntut hasil sempurna, namun ada masa dimana proses yang telah terpoles akan mencerminkan hasil yang lebih indah dari kata sempurna.
Satu demi satu ikan dipancing dan dijala baik di dalam air bersih maupun dalam air keruh. Rasa ikan pun akan berbeda satu sama lain. Namun, bukan hasil yang mengukir pengalaman, tapi proses panjanglah yang menentukan pencapaian level anak tangga untuk menggapai langit. Ternyata, audit memiliki kesamaan dengan perayaan acara puncak organisasi dimana tak hanya membutuhkan pikiran positif untuk menangkis kubu negatif namun juga tenaga yang penuh untuk mendorong serta menikmati ritme dan prosesnya. Enjoy your rhytm, Bold the process!
*image taken from : vanilavigne.tumblr.com
Sebenarnya, bila ditilik lebih jauh, aktivitas audit sangat mirip dengan perayaan acara puncak organisasi kemahasiswaan. Perbedaannya adalah audit tidak butuh panitia dan pencarian sponsor plus dana usaha. Sebelum audit, kita harus membuat undangan untuk para auditee, mem-booking ruang meeting untuk eksekusi, mempersiapkan persyaratan audit yaitu dokumentasi dan lapangan, memesan konsumsi, serta akomodasi auditor. Tak lupa pembayaran pun harus dilakukan maksimal 14 hari setelah audit dilaksanakan. Apabila terdapat masalah yang menyangkut inter-departemen yaitu belum adanya jalan keluar terhadap temuan audit sebelumnya, maka harus dilakukan rapat internal persiapan audit. Tak lupa sebelum memulai audit, berdoa terlebih dahulu untuk kelancaran bersama. Ketika tiba saatnya audit, auditor berlaku sebagai polisi yang ditemani oleh tim keamanan internal yaitu bagian quality management system, menilai dan mengevaluasi pelaksanaan proses sesuai klausul yang dipersyaratkan. Satu hingga dua hari, waktu yang diperlukan bagi auditor. Setelah data yang dibutuhkan telah cukup, maka tibalah saatnya pengumuman hasil audit. Disinilah terlihat konsistensi dan kekompakan satu departemen dengan departemen lainnya dalam hal pemenuhan peraturan dan standar yang berlaku. Dari pengalaman yang telah saya ikuti, dalam audit tidak pernah tidak ada temuan, karena prinsip audit adalah perbaikan yang berkelanjutan sehingga perbaikan dan pembaharuan pasti harus ada. Disini berlaku pepatah : Gajah di seberang lautan tampak jelas, sementara semut di pelupuk mata tak tampak. Hanya orang lainlah yang dapat menemukan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam diri kita karena sejatinya kita yang sudah biasa melihat kesalahan akan berpendapat bahwa semua adalah benar, tidak demikian dengan orang lain yang melihat dari kacamata berbeda. Demikian halnya dengan perayaan acara puncak organisasi mahasiswa. Panitia yang terdiri dari ketua, wakil, sekretaris, bendahara serta berbagai divisi berembuk untuk menentukan konsep dan teknis acara. Semua dipersiapkan masak-masak demi terselenggaranya acara puncak sesuai rencana. Pemilihan tema, teknis acara, tempat, bintang tamu, pembicara, sponsorship dan dana, dekorasi dan dokumentasi, perizinan, undangan dan pengumuman, hingga hari-H acara yang super duper menegangkan. Ya, adrenalin terkuras hingga tigaperempatnya sambil berdoa agar audiens dan panitia terpuaskan. Sebuah proses perjalanan yang sangat berbekas di ruang pikiran terdalam. Lelah dan tegangnya terbayarkan ketika acara ditutup dan dievaluasi. Tak jarang air mata dan peluh pun harus rela terkuras dengan ikhlas. Namun, selama rangkaian pengalaman panjang tersebut tak satu pun yang membuat saya kapok untuk mengulanginya karena saya menikmati semua prosesnya. Ya, proseslah yang membuat saya memiliki pengalaman baik suka maupun duka, simpel dan pelik, implisit hingga eksplisit. Semua terekam indah dalam memori, hingga tak terasa satu musim telah berganti, melingkupi hari dengan mimpi, mengaliri ruang dengan kawan, menjejaki kenyataan dengan pengalaman. Sebuah proses adalah pembelajaran. Walaupun diluar sana banyak suara yang menuntut hasil sempurna, namun ada masa dimana proses yang telah terpoles akan mencerminkan hasil yang lebih indah dari kata sempurna.
Satu demi satu ikan dipancing dan dijala baik di dalam air bersih maupun dalam air keruh. Rasa ikan pun akan berbeda satu sama lain. Namun, bukan hasil yang mengukir pengalaman, tapi proses panjanglah yang menentukan pencapaian level anak tangga untuk menggapai langit. Ternyata, audit memiliki kesamaan dengan perayaan acara puncak organisasi dimana tak hanya membutuhkan pikiran positif untuk menangkis kubu negatif namun juga tenaga yang penuh untuk mendorong serta menikmati ritme dan prosesnya. Enjoy your rhytm, Bold the process!
*image taken from : vanilavigne.tumblr.com
1 komentar:
wah.. bingung banget bacanya..
Posting Komentar
what do you think, guys?