World Halal Food Council (WHFC) MUI : January 16th 2012
Pada tanggal 16 Januari 2012 kemarin, saya menghadiri salah satu event terbesar dalam sejarah percaturan halal dunia. Mengapa saya bisa bilang seperti itu? Yap karena acara tersebut adalah acara spesial yang melibatkan perwakilan kedutaan besar dunia yang tentu saja sangat concern kepada peredaran produk halal di dunia khususnya di Indonesia. Acara tersebut adalah First Annual General Meeting World Halal Food Council (WHFC) dan International Workshop “Indonesia’s Role for Strengtening Global Halal". Acara pertama adalah pembukaan general meeting WHFC oleh Wakil Presiden RI, Bapak Boediono yang bertempat di Istana Wapres Jl Medan Merdeka Selatan No 6 Jakarta Pusat. Sebelumnya, saya sempat nyasar juga nyari alamat tersebut. Bagian depan Istana tersebut sepi sekali dan salahnya saya adalah saya turun depan istana. Karena tidak ada aktivitas apa2 di depan istana maka saya pun berinisiatif bertanya ke penjaga disitu dengan tampang agak memelas, keringetan, dan ngos2an. Ternyata untuk tamu2 yang kurang penting seperti saya ini, kalau mau masuk istana ya harus lewat belakang-lah. Jiaaah. Tau gitu ga turun depan istana deh. Harus ongkosan lagi nih. Akhirnya saya pun menyetop sejenis bajaj tapi lebih bagus penampilannya di depan istana. Posisi istana bagian belakang itu memang agak jauh untuk jalan dan terlalu dekat untuk naik kendaraan. Saya pun ditipu oleh di supir. Untuk jarak sedekat itu harus membayar 10rebu. Tapi karena buru2 ya sudah dengan nada yang sebenarnya kurang ikhlas saya merelakan uang 10rebu untuk dia. Yaa itung2 amal deh *loh?* hehehe.
Begitu saya masuk istana ya biasalah mesti dicek dulu tas danlainlainnya. Setelah itu saya bertemu dengan panitianya yang ternyata teman seangkatan tapi beda jurusan waktu kuliah. Saya pun dapat ID Card dan undangan lalu jalan deh ke gedung tempat acaranya yang agak jauh dari gerbang. Kesalahan kedua saya adalah saya lupa pake krim kaki dan kaos kaki karena sepatu saya berhak dan baru sekali pake ya jadi pas sampe gedung agak lecet2 dikit. Tapi semua terbayar setelah saya bertemu teman2 sejawat ketika kuliah. Ngobrol dan makan siang. Menu makan siangnya sebenarnya enak tapi semua makanan sudah banyak yang habis. Saya hanya kebagian sate, sambel, sop iga yang tinggal kacang merahnya, sama kerupuk. Menurut saya pelayanan cateringnya kurang bagus karena jumlah makanan yang disediakan tidak berbanding lurus dengan jumlah tamunya. Pelajaran untuk saya kalau sewaktu2 saya jadi panitia.
Acara pembukaannya agak molor dan ngaret. Di jadwal acara jam 12.30 acara dimulai tapi pada kenyataannya karena menunggu wapres dan yang lainnya sehingga acara pun baru mulai jam 13.00. Acara pembukaan dimulai dengan sambutan presiden WHFC, penyerahan penghargaan oleh MUI kepada PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk sebagai national holding company, sambutan wapres, jabat tangan dengan wapres, dan ramah tamah. Acara yang paling berkesan untuk saya adalah jabat tangan dengan wapres karena ini kali pertama saya. Ya seenggaknya satu kali dalam hidup saya pernah berjabat tangan dengan salah satu tokoh penting yang berpengaruh di Indonesia. Acara selanjutnya adalah menghadiri workshop di hotel Gran Melia Kuningan. Karena saya sendiri maka saya pun ikut bis dari MUI untuk bersama2 ke Gran Melia. Di perjalanan ke parkiran, ga disangka ga diduga saya ketemu dengan teman seangkatan tapi beda jurusan lagi di acara tersebut. Dia bekerja di industri flavour di daerah cikarang. Alhamdulilah ada temen ngobrol dan jalan bareng ke Gran Melia. Sebelum naik ke bis, saya sempat berfoto dengan Habbiburahma El shirazy yang dikenal dengan panggilan kang Abik. Banyak diantara peserta acara dan panitia yang juga berfoto bersama dengan beliau. Ya kalo kata syahrini mah sesuatu banget ya. Hehehe. A great coincidence at all!! Selain bertemu dengan kang abik, saya pun banyak bertemu dengan dosen2 jaman kuliah. Ga ada istilah mantan dosen. Makanya saya selalu memposisikan diri saya sebagai murid beliau-beliau. Walaupun mereka tidak mengenal saya ketika kuliah karena saya tidak terlalu pintar2 banget, hehehe tapi di acara tersebut kami jadi lumayan akrab dan mudah2an bisa akrab terus amiin.
Ketika sampai di Gran Melia, saya disuguhi oleh makan siang lagi. Ya karena di istana makan siangnya sudah tinggal sisa-sisa, maka saya pun makan lagi. Menunya lumayan tapi lagi-lagi menurut saya pelayanan cateringnya kurang sigap karena waitress membiarkan wadah lauk habis dan kosong begitu saja. Tidak ada penambahan lauk maupun nasi yang sudah tinggal seperempatnya. Setelah makan siang, saya dan teman saya solat zuhur dan registrasi. Kami diberi 2 tas penuh yang setelah dibuka isinya adalah workshop kit serta makanan dan minuman produk indofood sebagai sponsornya. Kemudian kami masuk ke dalam gedungnya. Mewah dan berkelas. Kami pun menghadiri international workshop tersebut yang banyak membahas mengenai peranan indonesia sebagai pusat halal dunia. Pembicara pertama adalah Dr Ir Bayu Krisnamurthi, MS dilanjutkan oleh Ir. Syukur Iwantoro MS, MBA, lalu Drs H Amidhan Shaberah dan testimoni perusahaan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur. Dari workshop tersebut dijelaskan mengenai alasan awal didirikannya WHFC yaitu karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah muslim terbesar dan otomatis produk yang dipasarkan di indonesia pun harus produk yang halal. Hal ini merupakan suatu persyaratan yang wajib ditaati oleh setiap stake holder yang membidik pangsa pasar muslim di Indonesia. Membicarakan tentang halal tidak hanya menyangkut soal bisnis dan ekonomi. Memproduksi dan mengkonsumsi produk halal merupakan kewajiban untuk umat muslim namun juga berdampak baik untuk penganut keyakinan lain karena halal tidak melulu soal agama. Halal is the way we do anything and it’s for everybody, no matter who are they. Produk halal merupakan produk yang telah teruji menurut persyaratan Islam dari mulai bahan baku, proses, penyimpanan, transportasi, distribusi ke konsumen, hingga produk tersebut berada di tangan konsumen. Oleh karena itu, produk halal merupakan produk yang higienis dan sehat maka tidak heran negara-negara lain yang notabene memiliki penduduk muslim yang relatif sedikitpun lebih menyukai produk halal. Berdasarkan informasi dari presenter, 23% penduduk Jepang menyukai produk halal. Hal ini merupakan suatu peluang bagi para pengusaha untuk mengimpor dan mengekspor produk yang sudah jelas kehalalannya karena Halal is for everybody. Hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan Indonesia sebagai pusat halal dunia dan nantinya setelah konferensi WHFC berakhir akan disosialisasikan satu standar halal yang diakui oleh dunia. Acara WHFC ini dihadiri oleh pihak pemerintahan, kedutaan besar negara sahabat, organisasi masyarakat, perusahaan pemegang sertifikat halal, serta akademisi.
Setelah selesai mendengarkan penjelasan dari tiap presenter, waktu telah menunjukkan pukul 16.30 yang menurut jadwal kami, para peserta, dipersilakan untuk menikmati coffee break dan sholat ashar. Saya dan teman saya memutuskan untuk sholat ashar. Ya karena keterbatasan dan kedaruratan maka pihak panitia hanya menyediakan tempat wudhu untuk wanita di wastafel kamar mandi yang artinya kami harus mengangkat kaki untuk membasuh bagian kaki. Apa boleh buat semua ibu-ibu pun melakukan hal yang sama. Sepintas terlihat lucu namun mengenaskan. Bagaimana untuk ibu-ibu yang menggunakan sarung atau rok? Idea always come on the tight condition. Setelah sholat, maka kami pun bergegas ke ruangan untuk menaruh mukena dan menikmati coffee break. Lagi-lagi pelayanan hotel yang nyantai dan terkesan tidak ter-manage dengan baik. Kami berkeliling untuk mencari sesuap kue dan hasilnya nihil. Kuenya habis dalam sekejap mata dan pelayanan masih duduk manis didepannya. Karena saya gemas melihat kerja mereka, maka saya datangi mereka dan meminta mereka mengisi wadah kue untuk coffee break karena saya lihat banyak ibu-ibu yang juga sholat bersama saya yang air mukanya kecewa tidak dapat kue. Setelah itu barulah 5 menit kemudian datang mbak-mbak waitress yang membawakan kue. Tidak banyak namun cukup untuk 20 orang apabila satu orang dapat jatah 2 kue. Hehehe. Saya dan teman saya pun mengambil jatah kami dan menikmatinya. Kue pastry isi setengah sosis sapi dan kue lapis surabaya yang saya yakin banyak pelembutnya pun habis kami lahap. Entah karena kedinginan atau kelaparan. Kemudian kami pun ke ruangan workshop. Workshop terakhir diisi oleh perwakilan kedutaan besar yaitu perwakilan dari IFANCA, HQC, dan AHCA. Kami mendengarkan dengan seksama penjelasan mereka. Native always make me feel awake. They have great pronounciation. I listened them carefully while I had learned about their type of speaking. I guessed some of them have a blood of India. They looks like Mahatma Gandhi both minds and looks.
Workshop telah selesai dan ditutup dengan conclusion dan pembacaan doa. Setelah acara ditutup kami pun bergegas untuk sholat magrib dan mengambil sertifikat yang telah dijanjikan ketika registrasi sambil beramah tamah dengan para auditor, teman seperjuangan kala kuliah, pihak MUI, dan dosen. Waktu pun telah menunjukkan pukul 18.30, kami pun berjalan keluar mencari taksi ditengah kemacetan kuningan yang superb! Taksi yang kosong hanya satu akhirnya saya persilakan teman saya duluan dan karena tidak ada harapan untuk menunggu di pinggir jalan maka saya memutuskan masuk ke dalam hotel dan meminta bantuan petugas hotel. Saya dapat antrian nomor 2 dan dipersilakan menunggu di lobby. Saya menunggu hampir satu jam lamanya. Apabila genap satu jam saya tidak dapat taksi maka saya memutuskan untuk complain. 10 menit lagi genap 1 jam. Seakan tahu rencana saya, petugas taksi lari menghampiri saya dan membawakan tas saya. The taxy arrived on the right time finally. I came back to my kost safely. Great workshop, great journey, less catering service, and great dream that night. Hope we’ll see you guys again next time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?