Minggu, 28 Juli 2013

#Cerita Ramadhan

..everypart of life is an sudden premonition happened in surprise moments..
   Lama sudah jari ini tidak tersinkronisasi dengan hak azasi otak untuk menyuarakan ide menjadi karya kecil pemuas hasrat untuk manfaat. Entahlah, ada saja godaan untuk tidak mendengarkan suara hati dan berpaling ke hal lain yang sangat random. Dan randomisasi ini membuahkan sebuah warna baru dalam hidup, menorehkan pengalaman baru yang seru. Dan, semua berawal di awal Bulan nan Suci ini dalam balutan cerita Ramadhan.
         Sebenarnya, secara logika, kisah ini dapat terjadi kapanpun dan dalam kondisi apapun. But, we couldn't know about what destiny will bring to us for now and tomorrow. Just let the rhytm flow away, or maybe drift away if it so. Well, selama 2 tahun belajar mandiri dengan keringat sendiri, disaat itulah kenyataan hidup yang sebenarnya mulai terkuak, menganga. Rutinitas pekerjaan yang agak random, membuat saya harus lebih banyak berinteraksi dengan berbagai karakter individu. Lebih peka untuk menjadi orang dewasa. Memang ya, kalau ingin tahu lebih jauh tentang sesuatu, mau tidak mau kita harus terjun sampai hampir tenggelam didalamnya. Dan saat diujung jurang, seseorang menarik tangan saya. Hingga kami pun bertemu muka dalam sebuah kesadaran. Kemana sajakah saya selama ini? Teman dekat sebelah kompleks tidak pernah bertegur sapa sedangkan teman jauh malah yang terjamah, mirip pepatah, gajah dipelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan terlihat. Dari sinilah saya baru menyadari arti dari seorang teman yang persis sama dengan teman semasa sekolah dan kuliah, tulus, tanpa pamrih, dan saling mengoreksi. Apa alasan yang melatarbelakangi saya dapat beropini seperti demikian? More or less, ya dari obrolan ngalor ngidul kami yang ternyata punya satu benang merah.Walau tidak terlihat dari luar, ternyata teman saya ini memiliki frekuensi yang sama dengan saya, yang membuat kami seperti menemukan kembali puzzle yang telah lama hilang, dicari hingga keujung dunia pun tak kan dapat, karena ternyata, jawabannya ada di sekitar, tepat di sebelah. Kalau dipikir-pikir lucu juga ya. Kami sama-sama tidak sadar kalau ternyata kita bisa lebih dekat dari pada sekedar teman 'say hello', menjadi sahabat.
     Sahabat saya ini seorang pria. Apakah pria dan wanita bisa bersahabat secara murni? Jawabannya relatif, tergantung komitmen dari diri kita sendiri. Komitmen itu kan janji pribadi terhadap diri sendiri dan orang lain. Tinggal sekarang, pilihannya ada di tangan kita semua. Kalau saya pribadi memaknai persahabatan antara pria dan wanita ibarat air yang mengalir di dua sungai, berjalan sendiri-sendiri sesuai visi dan tujuan hidup masing-masing namun, air tersebut akan bermuara ke satu danau, saling mengisi dan berbagi cerita serta memperbaiki bila ada kejanggalan yang menyebabkan kemudharatan dalam kehidupan satu sama lain. Beberapa sahabat pria saya, walau sudah tidak keep in touch akibat kesibukan masing-masing, namun punya kesan tersendiri untuk saya karena basically, pria cenderung berpikir logis sedang wanita lebih kepada merasakan sesuatu dengan hati. Kadangkala, logika perlu hati demikian sebaliknya. Kami bertemu dan banyak bercerita pertama kali saat beberapa minggu sebelum Ramadhan. Hingga hari ini, alhamdulilah, saya selalu ada teman untuk berbuka sampai sahur. Apalagi di lingkungan kompleks kos, saya termasuk minoritas sehingga mau tidak mau harus keluar mencari santapan sahur. Kalau saya pribadi menginterpretasikan kondisi ini sebagai suatu kebetulan yang tak terduga. Ketika saya membutuhkan teman seperjalanan, untuk tetap istiqomah menjalankan ibadah, ketika itu pula hadir. I merely say, Thanks, alhamdulilah :)
      And afterwards, what I mean about friend is not the one who always follow you whenever you are and vice versa. A Friend is someone who always be right beside you on the right time and the right place. Thus, who influence and help each other in line with your vision and mission. A Friend is not always has the same character, but apparently understanding what of your strength and weakness to optimize your potencies. Moreover, a friend always support you to be better person everyday, without hesitation, domination, or jealousy. That's what friends are for!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?