Kamis, 08 Juli 2010

Sang Lajang yang Menjalang

Aku. Ya. Aku adalah aku. Diriku. Tiada yang lain. Aku adalah sunyi. Diriku sepi. Dingin. Beku. Aku adalah tulang belulang dibalut seonggok daging tebal dan diliputi kulit berwarna langsat. Aku. Ya. Aku ini. Aku merupakan hembuasan nafas. Aku adalah tingkah polah. Aku adalah perjalanan hidup. Dan aku adalah takdir. Bukan nasib. Aku tak percaya apa itu nasib. Semua adalah takdir. Hmm.. aku adalah mind-set yang dapat dibentuk sedemikian rupa sesuka hati oleh orang lain. Aku ini serupa tanah liat. Memiliki majikan yaitu seorang pengukir kelas kakap dan sekaliber Andi Warhol. aku dipaksa dalam keberingasan dunia. Dipaksa untuk memolekkan diri. Kemudian disambut dengan uluran tangan hangat dengan bau-bauan dunia. Bau rupiah dan dollar. Kemudian. Dengan sekehendak hatinya, aku pun harus menuruti semua keinginan buas para harimau itu. Namun, tahukah kalian? Di setiap pemainan itu, aku merasakan adanya perasaan layaknya sang putri raja. Aku merajai setiap harimau2 tersebut.. haha!! Permainan pun usai. Kini aku berhadapan dengan sang maestronya. Pengukirku. Ia pun berkata kepdaku : “wahai lajang,, sudikah engkau menjalang untukku??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what do you think, guys?