Once a year, go some places you’ve never been
before – Dalai Lama
Berawal dari sebuah surat elektronik dari
sebuah maskapai penerbangan low-cost
yang menginformasikan tentang penawaran diskon untuk berbagai destinasi dalam
dan luar negeri, ketika itulah imajinasi tentang liburan ala backpacker ke luar negeri muncul. Saya
pun iseng membuka jadwal penerbangan dan melihat harga yang ditawarkan. Wow!
Menarik! Saya pun melihat harga paling murah. Ternyata, Singapore menawarkan
diskon tertinggi, walau masih berada dalam kisaran ratusan ribu rupiah. Tapi,
daripada kesempatan ini disia-siakan, maka saya pun memilih tanggal dan
melanjutkan pembayaran. Kemudian, saya berpikir sepertinya menarik nih kalau
naik bis dari Singapore ke Malaysia. Saya cek harga untuk tiket kepulangan
melalui Kuala Lumpur, jatuhnya memang lebih mahal sih. Tapi yasudahlah diambil
saja, daripada besok harga naik. Hihi. Tak lupa juga saya mengajak serta teman
seperjuangan di kantor. Tak dinyana, dia mau menemani perjalanan ini. Lalu,
voila! Babak baru perjalanan pun akan segera dimulai.
Satu
bulan sebelumnya, saya sengaja membuat perencanaan atau lebih dikenal dengan
nama itinerary untuk satu minggu ke
depan lengkap dengan estimasi budget
yang mungkin dihabiskan. Rencananya, dari tanggal 12-18 April 2016, kami akan
mengunjungi 2 negara, yaitu Singapore (3 hari) serta Malaka dan Malaysia (3
hari). Koq sayang banget sih, seminggu cuma buat 2 negara doank? Itu pertanyaan yang sempat ditanyakan oleh beberapa orang kepada
saya. Sebenarnya, bisa saja sih, dalam seminggu mengunjungi tiga bahkan empat
negara sekaligus. Tapi, karena saya berpikir tujuan saya pergi adalah untuk
liburan dan liburan itu untuk dinikmati dengan santai, bukan penuh dengan
target dan dikejar waktu yang sempit, maka saya memutuskan pergi ke dua negara
saja. Setelah itinerary selesai
dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menukarkan mata uang Dollar Singapore
dan Ringgit Malaysia. Kebetulan, ketika itu, saya mendapatkan harga yang
lumayan bersahabat, yaitu nilai tukar Rupiah ke Dollar Singapore (SGD) adalah
Rp. 9.717 dan Rupiah ke Ringgit Malaysia (MYR) adalah Rp. 3.450. Saya pun
menukarkan SGD 230 dan MYR 430 untuk keperluan transportasi, makan, jajan, dan
membeli tiket wisata selain Universal Studio Singapore.
Hal
lain yang sudah saya booking
jauh-jauh hari selain tiket pesawat keberangkatan (Pergi - Air Asia : Rp. 259.000
dan Pulang – Lion Air : Rp. 719.000) adalah hostel dan tiket wisata ke
Universal Studio Singapore (saya pesan di Travelicious dengan harga Rp. 620.000.
Harga tiket on the spot $74, jadi
saya bisa save kira-kira Rp. 110.000).
Saya menggunakan aplikasi Traveloka untuk booking
hostel selama di Singapore, Malaka, dan Malaysia. Sebelum saya memesan, saya
melihat ulasan beberapa orang terkait hostel yang diinapi. Akhirnya, saya pun
memutuskan untuk menginap di Shophouse the Social Hostel, Singapore (harga/kamar/orang
: Rp. 151.242); Voyage Cottage Lodge, Malaka (harga/kamar/orang : Rp. 121.614) ;
dan Birdnest Collective Cafe & Guesthouse, Kuala Lumpur, Malaysia (harga/kamar/orang
: Rp.111.080). Sebenarnya, ada hostel yang lebih murah daripada yang saya
pesan, namun karena ulasan dari sebagian besar backpacker tidak puas, maka saya memilih yang agak lebih mahal tiga
sampai lima puluh ribu rupiah agar nyaman untuk beristirahat. Untuk ulasan
hostel, akan saya bahas berikutnya.
Bicara
soal itinerary, saya sadar bahwa saya
membuat itinerary dengan cukup
ambisius yaitu dengan merencanakan berbagai destinasi wisata yang akan saya
kunjungi dalam satu hingga dua hari. Asumsinya adalah setiap destinasi dapat
dilalui dengan mudah menggunakan MRT/LRT dan tidak kesasar terlalu jauh. Bila
ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya kesasar atau menemukan
destinasi lain di luar rencana, maka prinsipnya let it flow saja. Toh, ini kan liburan, bukan site visit yang ada targetnya, hehe. Rencananya, di Singapore saya
ingin mengunjungi : 1). Kawasan Kampong Glam/Bugis 2). Kawasan Little India 3).
Kawasan Chinatown 4). Universal Studio Singapore 5). Landmark Singapore :
Merlion, Marina Bay Sands, Wonderful Lights, dll 6). Berbagai Museum di Singapore
7). Wisata belanja ; di Malaka : 1). Kawasan Merah dengan berbagai museum 2). Kesultanan
Malaka 3). Malaka River Cruise 4). Wisata belanja ; di Kuala Lumpur : 1). Batu Caves 2). Dataran
Merdeka 3). Masjid Negara dan Jamek 4). Landmark KL : KLCC 5). Berbagai museum
di KL 6). Pasar Seni 7). Petaling Street. Setelah dialami, ternyata banyak hal
tak terduga terjadi. Salah satunya, saya dan teman saya kesasar. Apalagi saya
hanya mengandalkan peta saja, tanpa google
map atau sejenis online map.
Maksud hati ingin berhemat dan ingin merasakan sensasi getting lost as traveller, ternyata malah buang-buang waktu lumayan
banyak. Hiks. Namun, kabar baiknya, walau kesasar, sebagian besar rencana
terimplementasi dengan baik. Yeay! *apresiasi diri*
Nah,
untuk kalian yang iseng-iseng browsing untuk merencanakan backpacking pertama, hal-hal yang perlu diperhatikan versi saya
adalah :
a). Ketahui Tujuan Liburan dan Destinasi-mu!
Sebelum
mengimplementasikan ide liburan, ada baiknya, kita bertanya pada diri sendiri,
apa sih tujuan kita pergi ke suatu tempat? Apakah ingin liburan? Apakah bekerja
yang diawali/diakhiri dengan liburan? Apakah ada tujuan lainnya? Hal ini
penting karena dapat mempengaruhi perencanaan liburan kita dan tentu saja budget yang saya asumsikan terbatas. Setelah
paham tujuannya, maka langkah berikutnya adalah mencari informasi
sebanyak-banyaknya melalui daring. Situs yang bisa dikunjungi? Banyak,
tergantung tujuan tempatnya. Misalnya saja Tripadvisor, Blog Traveloka, situs
negara tertentu seperti yoursingapore.com, atau blog-blog orang-orang yang
sudah pernah ke negara tersebut. Hal yang perlu dicatat adalah tentang
transportasi dari dan ke negara tersebut termasuk harga tiket dan waktu yang
tidak banyak dikunjungi wisatawan, informasi tentang visa dan turis, penginapan
murah (bisa menginap di hotel, hostel, atau couchsurfing),
mata uang dan kurs-nya, tempat kuliner dan harganya (karena saya muslim, maka
saya cari yang halal), transportasi di dalam negara tersebut, peta wilayah dan
jalur transportasi, tempat wisata gratis dan berbayar, kondisi sosiologis,
geografis, dan cuaca di negara tersebut, serta informasi lain yang sekiranya
dibutuhkan (nomor telepon darurat dan alamatnya).
b). Bagaimana Cara Menyusun Rencana
Perjalanan (Itinerary)?
Setelah
mengetahui tujuan dan tempat wisata yang ingin dikunjungi, maka langkah kedua
adalah menyusun rencana perjalanan. Bagi saya, rencana perjalanan ini, sifatnya
mutlak diperlukan karena dapat menjadi panduan bagi saya sebagai backpacker pemula untuk jalan-jalan.
Apabila ada hal-hal yang tidak terduga terjadi, seperti kesasar atau menjadi
korban kejahatan oknum tak bertanggung jawab (mudah-mudahan tidak terjadi ya!),
hadapi dengan fleksibel sesuai kondisi. Sekali lagi, kita kan mau liburan, maka
nikmati saja, jangan dijadikan beban. Hehe. Anyway,
untuk menyusun rencana perjalanan, yang dibutuhkan adalah destinasi yang ingin
dituju, waktu pelaksanaan, alternatif lain, nomor telepon darurat, dan estimasi
budget yang dikeluarkan. Buatlah dengan gaya kita sendiri, sesederhana mungkin
sehingga kita mengerti saat membacanya. Saya membuat rencana perjalanan satu
bulan sebelum waktu pelaksanaan, agar dapat dikoreksi oleh teman seperjalanan
saya juga. Sebagai panduan, sila cek rencana perjalanan saya selama seminggu di
sini.
c). Bagaimana Mencari Tiket. Hostel, dan
Menukar Mata Uang?
Walau
namanya, backpacking low-budget,
pastinya kita tetap butuh pengeluaran bukan? Maka dari itu, agar uang yang kita
keluarkan untuk biaya tiket dan penginapan tidak membengkak, maka kita perlu
rajin mencari tiket promo dari berbagai maskapai low-cost seperti Air Asia, Lion Air, atau Citilink. Selain online, kita pun bisa mencari tiket
promo dari berbagai acara travel fair
yang diselenggarakan beberapa kali dalam satu tahun. Walau, seringkali saya
menemukan harga yang lebih mahal saat membeli di travel fair daripada mencari langsung secara online. Berdasarkan pengalaman kemarin, saya menggunakan maskapai
Air Asia untuk berangkat dan Lion Air saat pulang. Lebih hemat lagi kalau kita
menunggu saat-saat dimana Air Asia mengeluarkan promo SALE di waktu-waktu
tertentu. Walau, kita harus berjuang mati-matian (ini bener loh J) untuk
tidak tidur demi mendapatkan harga tiket Jakarta-Singapore di bawah seratus
ribu rupiah. Sayangnya, saya belum beruntung dapat promo tersebut. Huhu. Kalau
hostel, saya memercayakan pemesanan melalui aplikasi Traveloka. Hal ini
berdasarkan pengalaman saya saat mencari tempat penginapan di Singapore, yaitu
harga yang ditawarkan Traveloka lebih rendah dibandingkan dengan Hostel World,
Booking.com, Agoda.com, Trivago. Pun dengan penukaran mata uang. Kita harus
rajin memantau pergerakan kurs mata uang Rupiah ke mata uang yang dituju. Hal
ini karena jumlah yang kita tukarkan bisa jadi mencapai angka jutaan
(tergantung jumlah hari dan pengeluaran yang diinginkan) sehingga selisihnya
bisa lumayan besar kalau kita tidak memantau pergerakan kurs.
d). Bagaimana Cara Menyusun Barang Dalam
Ransel/Backpack?
Setelah
semua pertiketan dan per-booking-an
sudah aman, maka hal yang perlu dilakukan adalah memutuskan mau pakai koper
atau ransel? Kalau memang lokasi liburannya berpindah-pindah, maka pilihlah
ransel dibandingkan koper, tapi kalau hanya di satu lokasi saja, ya boleh pakai
ransel atau koper tergantung kenyamanan masing-masing. Mau koper atau ransel,
dua-duanya perlu seni menyusun barang yang baik sehingga ruang didalamnya bisa
digunakan dengan bijak. Kita bisa memulainya dengan beberapa opsi : opsi
pertama, kita menyusun barang-barang dari mulai yang jarang digunakan atau
digunakan di waktu-waktu terakhir liburan hingga yang sering digunakan atau
digunakan di waktu-waktu awal. Opsi kedua, kita menyusun dari mulai yang paling
berat hingga yang paling ringan dengan posisi horizontal (dari bawah ke atas –
asumsi ranselnya memiliki bukaan di atas. Untuk ransel yang memiliki bukaan di
samping, bisa disesuaikan dari kiri ke kanan atau sebaliknya). Untuk pakaian,
saya biasanya menggulungnya hingga kecil atau menggunakan plastic-sealed. Beberapa opsi menggulung pakaian, bisa dilihat di
video youtube yang banyak tersebar. Intinya sih, kurangi volume barang yang
akan dibawa untuk memaksimalkan ruang yang digunakan sehingga kita tidak perlu
membawa koper/ransel kosong untuk oleh-oleh.
d). Bagaimana Cara Beradaptasi di Negara
Orang?
Hal
lain yang perlu kita antisipasi adalah terkait kultur dan peraturan di negara
atau lokasi liburan kita. Dari mulai di bandara, kita harus tahu barang-barang
apa saja yang tidak boleh dibawa dan akan disita oleh petugas bandara. Biasanya
yang luput perhatian sih barang-barang bersifat cairan (sekental atau sepadat
apapun jenis cairan tersebut akan tetap disita!) Kan sayang kalau kita sudah berimajinasi
mengonsumsi makanan tertentu (misal : kecap) eh ternyata disita sama petugas
bandara (ini pengalaman pahit saya, huhu). Gagal deh makan kecap manis di Singapore-Malaysia.
Hiks. Nah, setelah sampai di negara atau lokasi tujuan, jangan lupa mampir di tourist information untuk memastikan
pemahaman kita sekalian minta peta dan rekomendasi tempat wisata yang gratis
serta berbayar. Hal tersebut dilakukan kalau kita kurang percaya diri dengan
informasi di dunia maya yang pastinya sudah kita cari sebelumnya. Terus, kalau
kita bertanya arah atau tempat ke orang awam (apalagi di negara yang
masyarakatnya jarang menggunakan Bahasa Inggris), jangan langsung percaya, karena bisa saja
salah arah. Ini pengalaman ketika saya di KL. Saya bertanya arah kepada petugas
di stasiun MRT, tapi ditunjukkan ke arah yang salah sehingga waktu pun terbuang
percuma. Lebih terpercaya sih pake google
map untuk petunjuk arah karena lebih update.
Oiya, ada baiknya kalau kita juga menyimpan nomor darurat seperti nomor kantor
polisi, rumah sakit, kantor MRT/LRT/Bus, KBRI, dan resepsionis penginapan kita.
Lebih baik lagi kalau kita punya teman atau kenalan di negara atau lokasi
liburan kita sehingga kalau ada apa-apa ya tinggal menghubungi dia. Kemudian,
hal yang perlu diperhatikan adalah siapkan uang tunai karena sama seperti di
Indonesia, kalau kita belanja di pasar, maka kita akan kesulitan mencari ATM
atau mesin gesek. Money changer yang
biasanya tersebar di pasar pun hanya menerima uang tunai. Apalagi ya?
Hmm..siapkan kamera dengan kartu memori yang masih kosong ya! Kan sayang kalau
momen liburan kita hanya diabadikan melalui memori otak saja, hehe.
..And all my bags are packed! Ready to go! Jangan
lupa minta doa restu orang tua sebelum bepergian agar selamat, tidak terlambat
pesawatnya, dan tidak kesasar di tempat liburan, hihi. Selamat merencanakan
piknik supaya tetap bahagia dari usia muda :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?