Thanks God
It’s Friday! Yeah..this is our last day visiting Thanakorn Vegetable Oil
Products Factory. It’s quite sad reminded all of people there were really kinds
and respect to us. If there’s a chance to working with them, I’m really happy
to take it for granted. Hehe. Anyway, di hari terakhir ini, kami
mempresentasikan mengenai dokumen yang dibutuhkan dalam proses sertifikasi
halal. Dalam sesi ini, terlihat beberapa kali miss-understanding according to
our different pronounciation in english, but because of Mr. Thanakorn can speak
better than others, so we can run smoothly. Hari ini kami banyak menghabiskan
waktu di dalam ruangan, berdiskusi dan berbincang soal kelengkapan dokumen yang
wajib dibuat. Kami keluar hanya ketika makan siang, untungnya hanya di kantin,
sehingga tidak menyita banyak waktu. Makan siang terakhir kami adalah Tum Yam
dan ditutup dengan ubi manis yang diselimuti dengan kuah santan encer. Mungkin
namanya sticky sweet cassava with coconut milk, mungkin. Kemudian, setelah
makan siang, kami lanjutkan sisa-sisa perjuangan kami menjelaskan segala hal
tentang halal hingga pukul 17.00 pun kami mengakhirinya dengan closing meeting
tanpa manajemen karena mungkin karena terlalu sore dan manajemen sudah pulang.
But, no problems. Yang penting adalah kami telah mentransfer semua informasi
yang dibutuhkan kepada pihak Thanakorn sehingga mudah-mudahan memudahkan dalam
melengkapi sistem halal yang wajib diimplementasikan. Di hari terakhir ini,
kami disuguhi dengan farewell kecil-kecilan seperti Ibu Mulyorini kemarin. Penyerahan
souvenir Thai Silk dengan titel Jim Thompson pada plastic bagnya menjadi
kenang-kenangan yang mungkin pertama dan terakhir kalinya dalam hidup saya,
berkunjung ke Thanakorn. Lalu, sesi foto-foto wajib pun dimulai. It’s nice to
captured all of memory with them which looked into this picture below :
See you, team! |
Usai farewell
dan foto bersama, saya dan partner diantar untuk pulang oleh Mr. Thanakorn.
Karena kami memang berniat untuk pindah hotel dan check-in di Bangkok, maka
kami pun sudah siap dengan koper 24 inch dan alamat hotel yang
direkomendasikan. Dalam mobil, kami banyak bercerita tentang perbandingan
kondisi kehidupan kaum urban Indonesia dan Thailand, kehidupan masing-masing,
binatang peliharaan, makanan, hobi, lagu, film, dan sebagainya. Mr. Thanakorn
ini tipikal orang yang ramah, lembut, dan senang bercerita. Klop sekali dengan
saya dan partner. Mr. Thanakorn bercerita bahwa dia sudah menikah, belum
memiliki anak, punya binatang peliharaan yaitu 3 anjing dengan nama Ko, Ki, dan
Mina. Ko berarti berandalan laki-laki, Ki berarti berandalan perempuan, dan
Mina berarti lucu dan imut. Odd names, I think, hehe. Kemudian, kami pun saling
bertanya tentang arti nama masing-maisng. Dengan rasa penasaran menggelora,
saya bertanya tentang nama Thanakorn Boonbundarnsuk yang terasa janggal di
lidah saya, orang Indonesia. Is he the owner of Thanakorn Vegetable Oil Product
Factory? Nope, he doesn’t. He said that in Thailand, so many people named
Thanakorn. Thanakorn means hands, to make money, of course. Boonbondarnsuk
means blessing and happy. So, maybe his parents wanted him to be a man who has
hands to makes money with blessing and happiness thru his life. What a great
name!
Lalu lintas
yang memang agak padat pun tak terasa karena ditemani dengan saling bercerita
satu sama lain. Pukul 19.30 sampailah kami di restoran Thailand yang sulit
disebut namanya. Kami pun banyak memesan tom yam seafood, ayam, dan sayuran
karena I’m prohibited to eat pork of course. Tanpa terasa, dua jam sudah kami
bercengkrama dengan alunan cerita yang terekam indah di memori. Karena
sama-sama senang bercerita, rasanya ingin bertemu dan bercerita lagi. Entah
mengapa saya sudah merasa kami dapat langsung dekat dalam menyelami cerita
masing-masing. Lucu memang, selalu ketika dirasa sudah dekat sebagai teman,
entah mengapa saat itu pula harus berpisah tanpa tahu kapan dapat bertemu
kembali. Walaupun jarak umur kami berbeda sekitar 15 tahun, namun gaya
bercerita beliau masih sama seperti kebanyakan anak muda, ceplas-ceplos dan apa
adanya.
Bye, Color Living Hotel |
Welcome to Florida Hotel |
Tak terasa,
waktunya kami untuk check-in ke Florida Hotel Bangkok. Lokasinya di Petchburi
Road, persis dibawah BTS Station Phaya Thai. Sangat strategis untuk memenuhi
agenda esok hari. Harga kamarnya 1100 Baht permalam, sekitar Rp. 385.000,-.
Setelah kami berpamitan untuk berpisah, kami pun diantar bell-boy untuk
menempati kamar kami. Begitu masuk, surprisingly, berbeda jauh dengan hotel
sebelumnya. Interiornya jadul banget sehingga saya pun dejavu tentang kamar
tersebut. Kamar itu mengingatkan saya dengan kamar di rumah mbah saya. Semua
serba kayu , gordennya bermotif bunga jadul, AC-nya berukuran besar dan
diletakkan dilantai, serta tv-nya pun masih tv cembung 14 inch. Hahaha. 1100
Baht memang sangat murah dengan lokasi sestrategis ini. Ya sudahlah, kita
tinggalkan kenyamanan, fokus pada agenda esok hari yang pastinya akan sangat
seru dan membuat koper terisi penuh. Let’s do some rest to recharge our energy
for tomorrow’s journey. Can’t wait!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?