“What does the
travelling means to you?”
Welcome! |
Seperti
biasa, setiap jumat sore, saya selalu sumringah pulang ke rumah. Kali ini, ada
alasan tambahan untuk bertambah sumringah. Keluarga mengajak saya untuk
berlibur sekaligus berziarah ke makam mbah buyut di Pandeglang. Yeay! Walaupun
tanpa persiapan matang karena saya baru saja pulang dari Medan, namun tak sedikitpun
menyurutkan semangat saya untuk mengabadikan tiap momen berharga selama
perjalanan. And the journey have begun!
Sudah
lama rasanya kami tak berlibur bersama, bercengkrama dengan keluarga walau
sempat terbersit rasa kasihan karena papalah yang harus menyetir non stop
hingga ke tujuan. Sebenarnya, pengen sih bantu papa nyetir, cuma karena
kondisinya saya memang tidak bisa nyetir dan kalau pun bisa papa pasti tidak
mengizinkan, alhasil saya pun hanya duduk manis mengemil selama perjalanan.
Hehe. *Pardon me, Dad =)* Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 6 jam dengan
convoy 4 mobil. Itu pun berbonus nyasar di tengah jalan. Ya biasalah, kurang
peka satu sama lain, akhirnya satu nyasar repot yang lain. Hehe. Pukul 15.00
sampailah kami di kompleks pemakaman mbah buyut yang ternyata adalah Kapolwil
Banten pertama , Kombes. Pol. Yoesoep Martadilaga. Memasuki kompleks pemakaman,
hawa pun terasa beda. Sunyi sepi melingkupi bersama semilir angin yang membelai
mesra kulit ini, seolah mengirimkan sebuah pesan kepada yang masih bernyawa. Persiapkanlah
bekalmu sedini mungkin karena kita tak tahu kapan akan dipanggil menghadap Sang
Maha. Bila sudah tiba waktunya, hanya doa yang menjadi teman kita. Harta
duniawi yang dikumpulkan pun tak bermanfaat lagi. Renungan singkat, syarat
makna dalam, khususnya untuk saya pribadi yang masih jauh dari kata cukup
apalagi sempurna. Ketika perkenalan akan silsilah keluarga telah dipahami dan
doa telah selesai dilantunkan, kami pun pamit. Ziarah menjadi salah satu
pengingat yang nyata bahwa hidup adalah persinggahan fana untuk menyiapkan
perbekalan menuju keabadian disana. Mudah-mudahan kami sekeluarga dapat bertemu
di akhirat, berkumpul dalam surga-Mu ya Rabb. Amin.
Perjalanan
dilanjutkan ke sebuah private resort di selatan Jawa Barat. Tanjung Lesung
Resort, memakan waktu 4 jam berkendara untuk dapat mencicipi salah satu
keindahan alam Jawa Barat. Sepanjang jalan, kami disuguhkan dengan panorama
pepohonan, rumah penduduk, serta pasir putih yang telah terlihat dari kejauhan.
Angin laut pun mulai terasa bersemilir lembut. Dipadu dengan mentari senja yang
bergradasi kemerah-merahan, rasanya tak sabar untuk segera sampai di tujuan. Tepat
pukul 18.00, akhirnya, kami pun sampai di Tanjung Lesung. Sayang, karena sudah
malam, kami tak sempat melihat mentari terbenam di ufuk barat. Namun, tak
mengurangi rasa penasaran untuk segera menjejakkan kaki di pasir putih. Kami
menginap di cottage tak jauh dari pantai. Kesan privat pun langsung terlintas
tatkala masuk ke dalam kompleks cottage tersebut. Tak banyak orang yang
berlibur disini. Hanya orang-orang tertentu saja yang menyambangi tempat ini.
Tak seperti pantai Carita atau Anyer yang penuh dengan pengunjung. Usut punya
usut, karena cottage ini permalamnya lumayan mahal, namun setelah ditilik lebih
jauh ke dalam cottage, fasilitas yang ditawarkan pun tak sebanding. Misalnya,
walau satu cottage terdiri dari 2 kamar, lantai atas dan bawah, namun ukurannya
kecil untuk ukuran keluarga; kamar mandinya hanya 1 saja padahal kamarnya ada 2
dengan kondisi agak kotor dan terkesan biasa banget apalagi konsepnya yang
mengusung naturalis kurang mendukung seperti selot kunci kamar mandi hanya
menggunakan potongan kayu besar, ya jadi seperti pintu-pintu shaolin gitu deh,
tidak praktis dan kurang elegan; tidak ada dapur untuk aktivitas masak memasak
apalagi restonya lumayan jauh; serta kurangnya stop kontak untuk charge gadget
pengunjung. Mungkin, desain cottagenya ini untuk pasangan yang bulan madu
sehingga sangat minimalis. Untuk harga permalam sekitar 3 jutaan, terbilang
sangat mahal. Ya, buat pengalaman sajalah. Yang penting sudah pernah mencicipi.
Hehe. #1 (continue..)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?