Hello,
sunshine! Good morning from Color Living Hotel, Theparak, Thailand! Setelah
kemarin dikemas dengan icip-icip makanan Thailand, lalu kami check in di Color
Living Hotel. Hotelnya bagus, bintang 4 dan ramai disinggahi turis mancanegara
yang akan berlibur ke Pattaya, karena jaraknya hanya 2 jam dari hotel. Anyway,
seperti layaknya hotel lainnya, kami diberikan complimentary breakfast selama
menginap disana. Makanan ala buffet dengan berbagai menu yang disajikan
sehingga kita dapat dengan bebas memilih sesuai selera. Namun karena beberapa
makanan mengandung pork, saya dan dosen dari MUI lebih berhati-hati dalam
memilih makanan halal. Akhirnya, kami memilih makanan yang tidak mengandung
daging.
Kami dijemput oleh
perusahaan pukul 08.00, kami pun langsung bertolak ke pabrik untuk melskukan
training sosialisasi halal yang akan dibawakan oleh dosen saya, yaitu Ibu
Mulyorini. Namun, karena training yang diselenggarakan ternyata bersamaan
dengan training Environmental Health and Safety dari pihak ekstenal, maka hanya
3 oranglah yang bisa menjadi peserta training ini. But no problems, as long as
we did all of the process well and the audiences have understood about the
materials. Walaupun saya bukan termasuk peserta training, namun saya mengikuti
semua proses training hingga akhir. Selama training, saya banyak belajar dengan
Ibu Mulyorini yang dahulu sempat menjadi dosen saya tentang bagaimana
menjelaskan alur materi secara terstruktur, pemilihan diksi kata bahasa inggris
formal, menerangkan kepada peserta dengan kata sederhana namun jelas, ringkas,
dan tak menggurui, mengatur irama suara dan semangat hingga akhir, serta yang
paling penting adalah manajemen mental saat kita menerangkan sesuatu namun kita
kehilangan padanan kata yang sesuai untuk menggambarkannya. Banyak hal yang
dapat saya serap dalam sesi training kali ini. Karena sekarang titek saya bukan
lagi sebagai mahasiswa, maka rasa sungkan dan malu-malu pun sedikit tereduksi.
Sekarang, hubungan saya dengan dosen lebih pada partner bekerja dan berdiskusi sehingga
terasa lebih dapat terbuka dan santai dalam mengemukakan sesuatu tanpa
mengurangi sedikit pun rasa menghormati dan menganggap dosen adalah orang tua
kita. Selain itu, koneksi dengan dosen pun dapat menjadi lebih intensif serta
informatif yang saya rasa dapat sangat berguna untuk melanjutkan jenjang master
dibidang yang ingin saya dalami, someday.
Hari pun semakin siang
ketika kami istirahat dan makan siang di kantin perusahaan. Kami disuguhi
sajian ala India yang belakangan saya tahu dari Ibu Mulyorini bahwa restoran
yang tidak pernah menyajikan pork adalah restoran India sehingga pasti halal.
Daging dan kuah santan ditambah rempah yang tajam membuat lidah ini tak kuasa
untuk makan agak banyak. Too much fatty and oily, for me. Not really suited with
my appetite, sorry. Makan siang kali ini ditutup dengan dessert andalan yaitu
sticky rice with durian. Sticky rice kali ini lebih manis dari kemarin ditemani
dengan durian monthong mengkal, daging tebal, dan rasa yang tak terlalu manis.
Mungkin hal ini untuk mengimbangi rasa manis sticky rice dan rasa gurih santan
encernya. Apabila saya bandingkan antara durian monthong dan durian Medan, maka
lidah saya pasti memilih durian Medan karena dari segi rasa, durian Medan lebih
manis dan agak pahit aroma alkohol walaupun beberapa jenis yang daging buahnya
kurang tebal sedangkan durian monthong sebaliknya. Jadi, tinggal pilih saya,
lebih senang kualitas rasa atau kuantitas daging buah?
Saat senja telah dekat,
kami pun diantar pulang. Namun karena hari itu adalah hari terakhir Ibu
Mulyorini di Thailand maka kami pun mengadakan farewell kecil-kecilan. Pihak
perusahaan memberikan kenang-kenangan berupa Thai Silk dan Ms. Wantanee dari
filling section memberikan jewelry berupa gelang. So beautiful knowing
everybody respected us as well, so do us. That's all the humanity has driven
and run as itself. We were so happy to be here, gleamed and captured by this
picture below :
Farewell with Mrs. Mulyorini |
Malamnya, kami diantar
jalan-jalan oleh Mr. Lie, supir perusahaan menuju ke Platinum Mall di Bangkok
untuk membeli okeh-oleh bagi Ibu Mulyorini yang besok akan kembali ke Jakarta.
Lalu lintas yang padat ditambah dengan jarak antara pabrik dan pusat kota yang
lumayan jauh membuat mobil kami terjebak tak bergerak. Akhirnya di detik
terakhir sebelum kami mengetahui bahwa Platinum Mall tutup pada pukul 20.00,
kami memutuskan untuk jalan kaki menembus kemacetan. Sampailah kami pada pukul
19.30, toko banyak yang sudah tutup. Namun, fortunately, ada dua toko souvenir
yang masih buka. Kami langsung bergegas melakukan transaksi barang yang ingin
kami miliki, untuk oleh-oleh kerabat dan teman. Setelah puas menawar dengan
harga serendah yang kami bisa, kami pun beranjak pulang setelah semua toko
tutup. Waktu masih menunjukkan pukul 21.00 ketika kami sampai di hotel. Namun,
karena badan rasanya sudah capai dan besok masih ada kegiatan, maka kami
memutuskan untuk langsung tidur, berharap semua rencana esok hari dalam
berjalan lancar. Have a nice dream all!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
what do you think, guys?